Tim SAR gabungan berhasil menemukan Hamdi, penambang yang jatuh dari ponton timah (jenis tongkang untuk menambang di perairan) di perairan Teluk Limau, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu.

"Korban berhasil ditemukan pada pukul 14.15 WIB, mengapung dalam keadaan meninggal dunia dengan jarak 7 Nautical Mile/12 km dari lokasi awal korban diduga terjatuh," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa dalam keterangan yang diterima di Pangkalpinang, Sabtu (26/10).

Oka mengatakan, penemuan terhadap korban bermula saat nelayan yang kebetulan melintas di tempat lokasi penemuan korban, melihat sosok tubuh yang mengapung di permukaan air. Kemudian nelayan tersebut melaporkan penemuan itu kepada Tim SAR gabungan.

Mengetahui hal tersebut, Tim SAR gabungan yang terpencar segera menuju lokasi penemuan korban yang berada di perairan selat Belinyu untuk mengevakuasi korban menuju puskesmas Belinyu. 

Sebelumnya, korban yang bernama Hamdi (22 tahun) pada Jumat malam (25/10) pukul 22.00 WIB sedang melakukan perjalanan untuk menarik ponton bersama orang tuanya di perairan Teluk Limau menuju perairan Pulau Lampu.
 
Saat dalam perjalanan, ayah korban meminta anaknya untuk mengisi baterai telepon genggamnya ke ponton mereka yang sedang ditarik kapalnya. Selama perjalanan dari Teluk Limau menuju Pulau Lampu, korban tidak terlihat lagi, sehingga ayah korban berusaha mencari keberadaan korban di ponton, namun korban tidak terlihat dan diduga terjatuh ke laut di perairan Teluk Limau.
 
Ayah korban yang mengetahui hal tersebut kemudian bergeser ke Batu Dinding Belinyu untuk melaporkan kejadian tersebut. Warga sudah melakukan pencarian sejak pukul 07.50 WIB, namun korban tidak ditemukan sehingga mereka melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang untuk meminta bantuan SAR.

Atas berhasil ditemukannya korban, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Tim Rescue Kansar Pangkalpinang, Rescuer USS Mentok, Lanal Babel, ABK KN SAR Karna, Ditpolairud Polda Babel, Satpolair Polres Bangka, Satpolair Polsek Belinyu, Satpolair Bangka Barat, BPBD Bangka Barat, Laskar Sekaban, FNDC Club dan nelayan memutuskan untuk menutup pencarian terhadap korban.

"Terima kasih atas dukungan kepada segenap unsur SAR gabungan yang turut membantu dalam upaya pencarian. Atas Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan segala pihak termasuk nelayan, hingga korban dapat dengan cepat ditemukan dan operasi SAR secara resmi ditutup," tutup Oka.

Pewarta: Rilis Pers

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024