Pangkalpinang (ANTARA) - Tim SAR gabungan melakukan pencarian seorang penambang yang jatuh dari ponton timah (jenis tongkang untuk menambang di perairan) di perairan Teluk Limau, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu.
"Kami menerima informasi kejadian seorang pemuda yang diduga terjatuh dari ponton di perairan Teluk Limau. Info ini kami terima (Sabtu) pagi ini dan segera memberangkatkan tim rescue menuju lokasi kejadian untuk bantuan SAR," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Pangkalpinang I Made Oka Astawa dalam keterangannya di Pangkalpinang.
Oka mengungkapkan kronologis peristiwa terkait tenggelamnya korban yang bernama Hamdi (22 tahun) pada Jumat malam (25/10) pukul 22.00 WIB sedang melakukan perjalanan untuk menarik ponton bersama orang tuanya di perairan Teluk Limau menuju perairan Pulau Lampu.
Saat dalam perjalanan, kata Oka, ayah korban meminta anaknya untuk mengisi baterai telepon genggamnya ke ponton mereka yang sedang ditarik kapalnya. Selama perjalanan dari Teluk Limau menuju Pulau Lampu, korban tidak terlihat lagi, sehingga ayah korban berusaha mencari keberadaan korban di ponton, namun korban tidak terlihat dan diduga terjatuh ke laut di perairan Teluk Limau.
Oka mengungkapkan bahwa ayah korban yang mengetahui hal tersebut kemudian bergeser ke Batu Dinding Belinyu untuk melaporkan kejadian tersebut. Warga sudah melakukan pencarian sejak pukul 07.50 WIB, namun korban tidak ditemukan sehingga mereka melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang untuk meminta bantuan SAR.
Menerima informasi tersebut, kata Oka, Kansar Pangkalpinang memberangkatkan satu tim rescue menuju lokasi kejadian yang berada di perairan Teluk Limau. Tim SAR gabungan yang didukung oleh Tim Resuce Kansar Pangkalpinang, Tim Rescue USS Mentok, ABK KN SAR Karna, Ditpolaird Polda Babel, Satpolair Polres Bangka, Satpolair Polres Bangka Barat dan Laskar Sekaban bergegas menuju lokasi kejadian dan berupaya melakukan pencarian terhadap korban dam melakukan koordinasi dengan pihak keluarga korban.
"Kami selalu menghimbau kepada masyarakat apabila terjadi kondisi yang membahayakan manusia untuk dapat melaporkan sedini mungkin ke pihak terkait, terutama Basarnas. Tujuannya agar korban dapat segera diselamatkan dan pelayanan SAR tidak dipungut biaya sepeserpun," kata Oka.