Jakarta (Antara Babel) - Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan ancaman yang berbahaya, karena mengumbar situasi dan kekuatan intelijen negara secara terbuka.

"Pernyataan Panglima TNI itu cermin bahwa ada kontestasi antara lembaga intelijen negara. Tidak sepantasnya keluhan semacam itu disampaikan secara terbuka karena membahayakan pertahanan negara," kata Hendardi melalui siaran pers, di Jakarta, Minggu.

Hendardi mengatakan TNI tidak boleh terus menerus merasa lebih unggul atau kuasa atas segala hal, karena konstitusi dan peraturan perundang-undangan sudah mengatur tugas dan fungsi masing-masing lembaga negara, termasuk dalam hal intelijen.

Ide pembentukan BIN adalah memusatkan segala informasi keluar dari satu pintu dan dikelola secara lebih akuntabel dibandingkan pola intelijen di masa lalu.

"Jadi BIN adalah antitesis dari unit-unit intelijen di banyak institusi, terutama di TNI yang nyaris tidak bisa diakses, dikontrol, dan cenderung represif," katanya pula.

Menurut Hendardi, intelijen di bawah BIN adalah cara untuk memaksa kinerja intelijen bekerja dengan cara-cara nonmiliter.

"Bagi saya, aspirasi Panglima TNI sudah keluar dari koridor dan menggenapi daftar keinginan buruk TNI yang sudah banyak dikemukakan di ruang publik untuk kembali mendominasi tugas keamanan termasuk kehendak untuk kembali berpolitik," katanya lagi.

Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016