Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mohamed Trabelsi berkunjung ke ANTARA Heritage Center untuk menggali potensi kerja sama ANTARA dengan Tunis Afrique Presse.

Ditemani dengan Menteri Berkuasa Penuh Tunisia, Wissem Moatemri, Dubes Trabelsi disambut oleh Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir, Redaktur Pelaksana Suryanto, dan Kepala Desk Internasional Bayu Prasetyo.

“Saya datang ke sini untuk mendiskusikan peluang kerja sama antara kedua lembaga nasional kita, lembaga pers, dan untuk menandatangani MoU (nota kesepahaman) pada acara berikutnya,” kata Dubes Trabelsi di ANTARA Heritage Center, Selasa.

Diplomat yang baru berkantor di Indonesia selama 6 bulan tersebut mengatakan bahwa tahun depan pihaknya akan mengadakan pertemuan komisi bilateral antar kedua negara dan pada kesempatan tersebut dia menginginkan ada perjanjian yang bisa disepakati oleh ANTARA dan Tunis Afrique Presse.

Mengenai peran kantor berita di era digitalisasi dan penyebaran masif informasi di media sosial, Trabelsi menilai media konvensional harus mampu beradaptasi terutama dengan kaum muda dengan memanfaatkan jejaring sosial untuk menjangkau sebanyak mungkin generasi muda.

“Media klasik, mereka mempunyai informasi lebih banyak dan terutama informasi nyata tepat waktu. Mereka harus menyebarkan informasi yang baik ini kepada generasi muda dan mereka harus menggunakan jejaring sosial untuk menjangkau generasi baru sebanyak-banyaknya,” ucapnya.

Menanggapi rencana kerja sama antar kedua kantor berita, Direktur Utama Perum LKBN Antara yang akrab disapa Munir mengatakan bahwa ANTARA menyambut baik rencana dari Kedutaan Besar Tunisia di Jakarta tersebut.

“Apa yang kita kerja samakan, mari kita diskusikan terutama terkait bagaimana kita meningkatkan bilateral antara Indonesia dengan Tunisia, yang paling memungkinkan bagaimana kita melakukan kerja sama antara kantor berita Indonesia dan kantor berita Tunisia,” ujar Munir.

Pada kesempatan tersebut, Munir menjelaskan bahwa kantor yang kini ditempati ANTARA merupakan bangunan yang telah ditetapkan pemerintah sebagai bangunan cagar budaya tingkat 1 dan dalam proses renovasinya tidak diperbolehkan untuk mengubah fasad aslinya.

Dia juga menjelaskan bahwa kantor ANTARA terdiri dari dua bangunan yang dulunya merupakan bekas dari Kantor Berita Belanda, Aneta dan Kantor Berita Jepang, Domei. Kedua bangunan ini, kata dia, memiliki sejarah ketika Indonesia diduduki oleh Belanda dan ketika Indonesia diduduki oleh Jepang.

“Pada 1962, Presiden Soekarno menasionalisasi semua aset penjajah dan diberikan kepada ANTARA, sekarang menjadi tempat kami bekerja. Kawasan ini menjadi kawasan cagar budaya kelas 1 yang tidak boleh diubah dari fasad aslinya,” jelasnya.

Lebih lanjut Munir mengajak Dubes Trabelsi untuk kembali datang berkunjung ke ANTARA Heritage Center dan hadir dalam program International Corner guna menyampaikan lebih banyak hal terkait hubungan bilateral antara Tunisia dengan Indonesia.

Adapun terkait ANTARA Heritage Center, Dubes Trabelsi menyampaikan kekagumannya dengan mengatakan bahwa kantor ANTARA dimodernisasi dengan sempurna dan turut mengapresiasi upaya untuk melestarikan warisan budaya ini.

Dia juga menantikan kunjungan berikutnya ke kantor berita yang sudah berdiri sejak tahun 1937 tersebut.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024