Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperkuat proses penelusuran dan penyaringan untuk mencegah penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
"Proses penelusuran ini dilakukan untuk mendeteksi potensi atau risiko gangguan kesehatan, terutama kepada kelompok rentan tertular," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Selasa.
Dia menyebut kelompok kunci atau rentan terhadap penularan penyakit ini, antara lain para pekerja seks komersial, laki-laki penyuka sesama jenis.
"Kita melalui puskesmas juga melakukan melakukan deteksi dini terhadap pasangan yang akan menikah, termasuk calon pengantin dan para ibu hamil dalam upaya deteksi dini terhadap penyakit HIV, sipilis dan hepatitis," katanya.
Jika kasus bisa ditemukan lebih awal, kata dia, akan lebih mudah dalam upaya pencegahan penularan.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga Oktober 2024 jumlah kasus HIV di Kabupaten Bangka Barat ditemukan 16 kasus, terdiri atas 12 laki-laki dan empat perempuan. Jumlah kasus tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 35 orang.
"Di Bangka Barat jumlah penderita keseluruhan dari tahun-tahun sebelumnya hingga saat ini sebanyak 83 orang kasus," katanya.
Berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku, pihaknya tidak bisa memberikan keterangan data penderita.
Dia menjelaskan upaya pengendalian HIV saat ini dengan menemukan kasus sedini mungkin, sehingga penderita mendapatkan pelayanan standar agar mempunyai peluang dan kualitas hidup yang lebih baik.
Dinkes Bangka Barat juga telah menyiapkan konseling dan pemeriksaan gratis, untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
"Dengan sistem pengobatan yang ada sekarang ini, pengidap HIV difasilitasi bisa mengambil obat di manapun dia berada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Proses penelusuran ini dilakukan untuk mendeteksi potensi atau risiko gangguan kesehatan, terutama kepada kelompok rentan tertular," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Selasa.
Dia menyebut kelompok kunci atau rentan terhadap penularan penyakit ini, antara lain para pekerja seks komersial, laki-laki penyuka sesama jenis.
"Kita melalui puskesmas juga melakukan melakukan deteksi dini terhadap pasangan yang akan menikah, termasuk calon pengantin dan para ibu hamil dalam upaya deteksi dini terhadap penyakit HIV, sipilis dan hepatitis," katanya.
Jika kasus bisa ditemukan lebih awal, kata dia, akan lebih mudah dalam upaya pencegahan penularan.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga Oktober 2024 jumlah kasus HIV di Kabupaten Bangka Barat ditemukan 16 kasus, terdiri atas 12 laki-laki dan empat perempuan. Jumlah kasus tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 35 orang.
"Di Bangka Barat jumlah penderita keseluruhan dari tahun-tahun sebelumnya hingga saat ini sebanyak 83 orang kasus," katanya.
Berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku, pihaknya tidak bisa memberikan keterangan data penderita.
Dia menjelaskan upaya pengendalian HIV saat ini dengan menemukan kasus sedini mungkin, sehingga penderita mendapatkan pelayanan standar agar mempunyai peluang dan kualitas hidup yang lebih baik.
Dinkes Bangka Barat juga telah menyiapkan konseling dan pemeriksaan gratis, untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
"Dengan sistem pengobatan yang ada sekarang ini, pengidap HIV difasilitasi bisa mengambil obat di manapun dia berada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024