Pangkalpinang (Antara Babel) - Taruna Siaga Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memantau daerah rawan bencana, guna mengantisipasi dan meminimalisir korban bencana alam di daerah itu.

"Pemantauan ini untuk memperbaharui data terbaru daerah rawan bencana," kata Koordinator Tagana Provinsi Kepulauan Babel, Eko Susilo di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan berdasarkan data BNPB Kepulauan Babel jumlah daerah rawan banjir selama musim hujan sebanyak 96 titik tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.

"Saat ini banyak daerah yang tidak ditetapkan rawan banjir menjadi rawan banjir, lonsor dan bencana alam lainnya, karena kerusakan alam, sungai akibat penambangan timah," ujarnya.

Ia mengatakan aktivitas penambangan ilegal yang marak di sungai, hutan dan lahan perkebunan ini telah mengubah kondisi dan lingkungan daerah yang rawan bencana.

"Dalam rentang waktu tiga hingga empat bulan kondisi daerah bisa berubah yang sebelumnya aman menjadi tidak aman. Apalagi ditambah perubahan dan anomali cuaca yang ekstrim," ujarnya.  
    
Menurut dia pemantauan daerah rawan bencana ini melibatkan personil Tagana, relawan dan masyarakat di kabupaten/kota. Mereka akan melaporkan kondisi suatu daerah melalui handphone dan alat elektronik lainnya.

"Kami memperkirakan daerah rawan bencana alam bertambah banyak, mengingat aktivitas penambangan ilegal yang masih masih di kawasan sungai, hutan dan pemukiman masyarakat," ujarnya.

Ia berharap masyarakat tidak melakukan penambangan di tempat-tempat yang dilarang, guna menimalisir ancaman bencana alam selama musim hujan maupun kemarau," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016