Koba (Antara Babel) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengantisipasi praktik kekerasan terhadap anak dan perdagangan manusia.

"Kami sudah membangun komitmen bersama bersama instansi terkait dalam mencegah, menghapus tindak kekerasan dan perdagangan manusia," kata Ketua P2TP2A Bangka Tengah, Melati Erzaldi di Koba, Rabu.

Melati mengatakan itu saat menerima kunjungan rombongan P2TP2A dan BPPKB Kota Bogor di Koba dengan tujuan membangun persepsi yang sama dalam mengantisipasi kasus pelanggaran hukum yang menimpa anak.

"Bentuk komitmen kami mengantisipasi pelanggaran hukum terhadap anak itu kami buktikan dengan menyediakan pendamping hukum dan psikiater untuk korban kekerasan terhadap anak," ujarnya.

Kepala BPPKB Kota Bogor, Nurianti mengatakan, kunjungan mereka ke Kabupaten Bangka Tengah dalam rangka berbagi informasi dan mempelajari konsep pemberdayaan perempuan dan anak serta program keluarga berencana di daerah itu.

"Kami melihat Bangka Tengah termasuk kabupaten yang dinilai berhasil menerapkan kabupaten layak anak dan tergolong bagus memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan terhadap anak," ujarnya.

Ia mengatakan, Bangka Tengah memiliki komitmen yang kuat dalam melindungi generasi muda terhadap kasus kekerasan dan hal itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun ini.

"Pemkab Bangka Tengah sangat peduli terhadap hak dan kewajiban anak dan melindungi mereka dari tindak kekerasan. Ini tentu perlu kami pelajari untuk diterapkan di Bogor," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016