Yogyakarta (Antara Babel) - Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Ali Mahmudi mengatakan matematika dapat difungsikan sebagai sarana untuk menumbuhkan kecakapan hidup.

"Penguasaan atau kecakapan matematika diperlukan untuk memahami dunia di sekitarnya serta untuk keberhasilan dalam kehidupan," kata Ali di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY, Yogyakarta, Sabtu.

Pada seminar nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Ali mengatakan pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk penguasaan materi matematika sebagai ilmu semata, melainkan juga untuk mencapai tujuan yang lebih ideal.

Menurut dia, untuk meniti sukses hidup di masa depan, individu perlu memiliki sejumlah kompetensi strategis di antaranya adalah kemampuan berpikir dan karakter yang baik.

"Pengembangan kompetensi tersebut memerlukan daya dukung yang kuat, salah satunya adalah pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika yang berdaya," kata Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY itu.

Ia mengatakan pembelajaran harus dikelola dengan baik sehingga lebih berdaya untuk mengembangkan kompetensi tersebut, misalnya melalui aktivitas ilmiah terutama melakukan kebiasaan mempertanyakan dan tugas atau soal yang multijawab.

"Selain itu, pembelajaran yang berdaya juga berpotensi untuk mengembangkan karakter siswa, misalnya melalui soal yang multijawab, siswa belajar mengenai pentingnya sikap terbuka dan menghargai perbedaan pendapat," kata Ali.

Direktur Seameo Qitep in Mathematics Subanar mengatakan kendala yang dihadapi dalam belajar matematika adalah sebagian masyarakat, guru, dan mahasiswa masih memandang matematika sebagai ilmu berhitung.

"Sebagian besar murid memandang matematika hanya sebagai subjek untuk mempersiapkan diri masuk jenjang universitas," katanya.

Menurut dia, perkembangan besar matematika terjadi ketika Isaac Newton (1643-1727) dan GW Leibnitz (1646-1716) secara independen mulai mengembangkan kalkulus. Pada dasarnya kalkulus adalah matematika mengenai pergerakan dan perubahan.

"Jika matematika sebelumnya lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah yang bersifat statis, maka dengan kalkulus para matematikawan dapat mempelajari hal-hal yang bersifat dinamis," katanya.

Ia mengatakan hal-hal yang bersifat dinamis antara lain pergerakan, planet, gaya tarik bumi, penerbangan di angkasa, aliran zat cair, penyebaran penyakit dan fluktuasi harga.

"Matematika kemudian dikenal sebagai ilmu mengenai bilangan, bangun, pergerakan, perubahan, dan ruang," kata Subanar.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016