Pangkalpinang (Antara Babel) - Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi sikap kerukunan antarumat beragama di provinsi itu, sehingga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat berjalan kondusif.

"Masyarakat secara turun temurun selalu memegang teguh nilai kemajemukan," kata Sekretaris FKUB Kepulauan Babel, Romo Agustinus Dwi Pramodo di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menilai sikap menghargai kemajemukan dapat membentuk masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam menghadapi permasalahan keagamaan.

"Situasi Babel relatif kondusif pascaperistiwa teror penyerangan rumah ibadah di Kota Samarinda dan Singkawang. Ini menandakan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi peristiwa itu," ujarnya.

Menurut dia pascateror penyerangan rumah ibadah itu, masyarakat di daerah tersebut masih menjalankan kehidupan sehari-hari maupun keagamaannya seperti biasa dan tidak terpengaruh dengan kejadian teror tersebut.

"Agama merupakan isu sensitif, sehingga masyarakat harus bijaksana dan tidak menggunakan media sosial sebagai ajang provokasi memecah belah kerukunan antarumat beragama," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat tetap menjaga kerukunan antarumat beragama dengan menjauhkan diri dari upaya provokasi yang dapat memecah belah kehidupan beragama.  
   
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu (13/11) pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.

Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5) akhirnya meninggal dunia setelah dirawat, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).

Pewarta: Mahendra

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016