Pekanbaru (Antara Babel) - Kabut asap yang diindikasi sebagai dampak dari peristiwa kebakaran hutan atau lahan menyelimuti Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Provinsi Riau dan hanya menyisakan jarak pandang di bawah 500 meter.

"Sejak operasional Bandara SSK II dibuka pada pagi sekitar pukul 05.00 WIB, kondisi kabut asap sudah sangat tebal," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Baiquni, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan, kabut tebal tersebut hanya menyisakan jarak pandang di bawa 500 meter sehingga berpotensi menganggu aktivitas penerbangan. "Kemungkinan akan terjadi banyak pengalihan pendaratan akibat kondisi seperti ini," katanya.

Baiquni menjelaskan, kondisi kabut asap kali ini merupakan yang terparah sepanjang beberapa bulan terakhir. "Biasanya tetap ada kabut asap, namun jarak pandangnya masih berada di atas seribu meter," katanya.

Seperti yang terjadi pada Senin (26/8), kata dia, kabut asap pekat juga telah menyelimuti Bandara SSK II sejak pagi hingga sore hari. Namun operasional bandara ketika itu, kata dia, masih berjalan normal dengan lebih 38 kali penerbangan dan 39 kali menerima kedatangan pesawat.

Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, mengatakan, kabut asap tebal pagi ini disebabkan adanya peristiwa kebakaran lahan atau hutan di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau.

Warih sebelumnya juga memperkirakan kabut asap tebal akan melanda Riau mengingat titik kebakaran lahan yang terus meluas.

Pada Minggu (25/8) sore, satelit Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan sebanyak 27 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota. 27 titik panas tersebut terdeteksi berada di Kabupaten Pelalawan 14 titik, Kabupaten Indragiri Hulu lima titik, Kampar empat titik, sementara di Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan Rokan Hilir masing-masing terdeteksi ada satu titik panas.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013