Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menerbangkan bantuan untuk warga sipil yang menjadi korban konflik Palestina dan Sudan dengan menggunakan pesawat udara Garuda Indonesia dari BaseOps SUMA 1 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu pagi ini.
Pantauan di BaseOps SUMA 1 Halim Perdanakusuma tampak petugas otoritas bandara mengemas setidaknya lima kontainer bantuan berisi obat-obatan, peralatan medis, antibakteri, dan makanan nutrisi yang berlabel "Humanitarian Aid From Indonesia to People of Sudan dan Mesir (Egypt)" ke dalam bagasi Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi sejumlah menteri diagendakan bakal melepas keberangkatan bala bantuan kemanusiaan dari segenap Bangsa Indonesia dengan jumlah total senilai 1 juta dolar AS itu secara langsung pada pagi ini pukul 07.30 WIB.
Adapun pengiriman ke Kairo Mesir akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, sedangkan untuk delegasi ke Port of Sudan, akan dipimpin oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
Sebelumnya Kepala BNPB Suharyanto memperkirakan seluruh delegasi akan tiba di Kairo dan Port of Sudan pada Kamis, 4 April 2024 untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan serta melakukan beberapa kegiatan pertemuan dengan otoritas yang terkait di Mesir dan Sudan.
Pemberian bantuan bermula saat Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menerima nota diplomatik dari Mesir dan Sudan perihal permohonan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di sana yang sedang menghadapi konflik dan wabah penyakit.
Dalam nota tersebut Pemerintah Mesir mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pengungsi warga Palestina yang masuk ke wilayah Mesir, sekitar Rafah Mesir (Gurun Sinai Utara), akibat adanya invasi Israel ke wilayah Gaza, Palestina.
Sampai dengan Maret 2024 korban invasi Israel di wilayah Gaza berjumlah 32.333 orang meninggal dunia (12.900 anak dan 8.400 wanita), 74.694 orang luka dan 8.100 orang hilang.
Pasca-invasi darat Israel ke wilayah Gaza Utara dan Tengah, penduduk Gaza mengungsi ke wilayah Gaza Selatan - Rafah yang menjadi wilayah paling aman terakhir bagi mereka.
Saat ini di Kota Rafah, Mesir menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina. Untuk itu Pemerintah Mesir mengirimkan daftar permohonan bantuan berupa beberapa jenis barang yang sangat dibutuhkan di pengungsian.
Pemerintah Sudan juga mengharapkan bantuan serupa kepada Pemerintah Indonesia untuk masyarakatnya yang menjadi korban konflik internal pemerintahan serta berjangkitnya wabah penyakit Kolera.
Sudan mengumumkan setidaknya ada 2.525 kasus dugaan diare atau kolera cair akut yang diderita masyarakat setempat, sehingga membutuhkan peralatan medis. Jika tidak segera ditangani, jumlahnya akan semakin meningkat.
Atas dasar kemanusiaan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan berdasarkan arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kepada Mesir dan Sudan berupa barang-barang sesuai dengan daftar permintaan yang diajukan oleh masing-masing negara, dengan nilai bantuan sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 15 miliar per negara.
Berita Terkait
Organisasi bantuan: Jerman blokir upaya medis bagi anak-anak Gaza
12 Juli 2024 23:41
Panglima TNI ceritakan kisah dramatis pengiriman logistik ke Gaza
14 Juni 2024 23:36
Panglima TNI siapkan tiga pesawat untuk bawa warga Palestina ke Indonesia
14 Juni 2024 21:44
Warga terima bantuan makanan di kamp Jabalia di Gaza
11 Juni 2024 19:49
Anak-anak Gaza yang terluka tidak dapat bantuan medis
31 Mei 2024 23:38
MUI dorong Pemerintah RI prakarsai bantuan militer untuk Palestina
31 Mei 2024 18:56
PBB: Bantuan ke Gaza tak boleh jadi dalih Israel menyerang Rafah
1 Mei 2024 11:46
Biden kritik Netanyahu soal bantuan kemanusiaan ke Gaza
11 April 2024 12:37