Jakarta (Antara Babel) - Nilai tukar rupiah pada Kamis pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.260 per dolar AS menyusul antisipasi pelaku pasar terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

"Nilai tukar ada potensi penguatan terhadap dolar AS. Di luar kebiasaan, Kamis ini BI akan mengadakan RDG. Rapat Dewan Gubernur itu ditanggapi positif oleh pelaku pasar yang melihat BI sangat responsif terhadap perkembangan terkini yang sangat dinamis terkait dengan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG)," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan sebagian pelaku pasar berharap BI akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate) dan Fasilitas Simpanan BI (FasBI)-nya hingga 50 basis poin.

"Kenaikan tersebut dengan harapan bisa segera menarik likuiditas rupiah sebagai alternatif menguatkan nilai tukar rupiah," katanya.

Ia mengatakan dalam jangka pendek kebutuhan mengurangi tekanan rupiah terhadap dolar AS menjadi lebih diperlukan.

Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan kekhawatiran akan naiknya ekskalasi politik di Suriah dapat menambah kekhawatiran pelaku pasar.

Dengan kondisi tersebut, menurut dia, pelaku pasar cenderung lebih memilih mata uang yang aman. Di sisi lain, rupiah juga terimbas pelemahan mata uang Asia lainnya setelah rupee India anjlok dan menyeret mata uang Asia lainnya.

Pewarta: Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013