Pangkalpinang (Antara Babel) - Pengrajin kerupuk di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan harga minyak goreng yang naik sehingga keuntungan yang didapatkan menurun.

"Naiknya harga minyak goreng secara otomatis berefek pada biaya produksi," ujar salah seorang pemilik pabrik krupuk, Akhiong di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menyebutkan, harga minyak kemasan yang biasa digunakan menjadi Rp13.000 dari harga sebelumnya Rp11.000 per kilogram.

"Setiap hari rata-rata menghabiskan minyak goreng hingga 30 kg dan kenaikan minyak goreng tersebut sudah berlangsung selama satu minggu ini," katanya.

Ia menyebutkan, kenaikan tersebut membuat keuntungan yang diperoleh menurun karena biaya produksi yang semakin tinggi.

"Meskipun harga minyak naik namun kita tidak menaikkan harga jual karena dikhawatirkan pelanggan pada lari," ujarnya.

Setiap hari produksi kerupuk mencapai 50 kg dan dijual di pasar-pasar di Pangkalpinang.

"Biasanya keutungan bersih setelah dipotong biaya produksi, gaji pegawai dan sebagainya sebesar Rp300.000 namun sekarang hanya Rp200.000 saja," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat mengatasi kenaikan harga sembako termasuk minyak goreng.

"Kenaikan harga sembako memberatkan masyarakat karena sangat sulit untuk mengatur pengeluaran. Pemasukan dan pengeluaran menjadi tidak seimbang," jelasnya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017