Yogyakarta (Antara Babel) - Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung perjuangan pemerintah dan rakyat Palestina untuk melepaskan diri dari penjajahan Israel dan meraih kemerdekaan penuh sebagai suatu bangsa dan negara.

Pemerintah RI juga secara konsisten melalui berbagai forum internasional menyatakan sikap politik yang mendorong negara-negara lain untuk turut mendukung kemerdekaan Palestina.

Sikap politik Pemerintah RI itu sejalan dengan komitmen Indonesia untuk terus membantu pemerintah dan rakyat Palestina melalui program pembangunan kapasitas.

Deputi Direktur Kawasan Afrika dan Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Sigit Witjaksono menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia sejauh ini telah memberikan pelatihan bagi sekitar 1.700 warga Palestina dalam 154 program pengembangan kapasitas untuk pembangunan Palestina.

"Program pembangunan kapasitas yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia untuk Palestina dari tahun 2006 sampai sekarang itu ada 154 program dan pesertanya mencapai sekitar 1.700 orang," kata Sigit di Yogyakarta, Senin (13/3).

Dia menyebutkan program pengembangan kapasitas yang diberikan Pemerintah Indonesia untuk Palestina itu dilakukan di berbagai bidang, antara lain pelatihan pariwisata, pertanian, konstruksi, pelatihan penanganan kejahatan dunia maya bagi personel kepolisian.

    
Bentuk dukungan

Menurut Teguh Wardoyo, Duta Besar RI untuk Palestina merangkap Yordania, program pelatihan pengembangan kapasitas adalah satu bentuk dukungan riil dari Indonesia kepada Palestina agar kedepannya siap menjadi sebuah negara merdeka.

"Kita harapkan dengan pelatihan pengembangan kapasitas yang diberikan, kita membantu menciptakan calon-calon pemimpin Palestina yang mampu memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan bangsanya di kemudian hari," kata Dubes Teguh.

"Hingga saat ini Indonesia menjadi tulang punggung upaya kemerdekaan Palestina. Indonesia tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan gagasan baru bagi perjuangan kemerdekaan Palestina, termasuk melalui pembangunan kapasitas" ujar dia.

Program pembangunan kapasitas yang diberikan Indonesia bagi Palestina sebenarnya sudah berlangsung sejak 2006 melalui kerja sama antara negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan (Cooperation among East Asian countries for Palestinian Development/CEAPAD).

Indonesia bahkan menjadi tuan rumah pertemuan CEAPAD ke-2 pada 2014, yang menghasilkan komitmen dukungan dari negara-negara Asia Tenggara sejalan dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh Kementerian Pembangunan Palestina.

Untuk program pembangunan kapasitas dalam CEAPAD ke-2 itu negara-negara pemberi bantuan, seprti Indonesia dan Jepang, fokus untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Palestina, salah satunya dengan mengembangkan sektor pariwisata di Palestina.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri membantu warga Palestina untuk mengembangkan pariwisata dan mengelola situs-situs bersejarah di negara itu.

"Palestina diberkati dengan situs-situs budaya bersejarah yang luar biasa. Kegiatan pelatihan seperti ini sangat penting untuk mendukung sektor pariwisata Palestina, khususnya dalam mengembangkan situs-situs arkeologi," ujar Dubes Teguh Wardoyo di Balai Konservasi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Senin (13/3).

Kegiatan pelatihan, "International Training Workshop on Tourism and Antiquities for Palestinians", yang dilaksanakan di Magelang dan Yogyakarta pada 13-24 Maret diikuti oleh 11 peserta dari Palestina yang bekerja di sektor pariwisata, balai konservasi situs bersejarah dan budaya.

Pelatihan internasional tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para peserta dalam upaya melakukan restorasi situs-situs purbakala dan bersejarah di Palestina.

Untuk itu, para peserta dari Palestina dalam lokakarya pelatihan itu memperoleh pengetahuan tentang ilmu konservasi, restorasi monumen, manajemen pariwisata, dan pengelolaan situs-situs bersejarah warisan dunia.

Para peserta juga melakukan kunjungan ke tempat-tempat wisata sejarah, menyaksikan pameran konservasi Borobudur, dan situs sejarah Borobudur yang dibangun pada abad ke-10.

    
Kendala dan tantangan

Namun, Teguh juga mengungkapkan bahwa program-program pembangunan kapasitas bagi Palestina yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia selama ini bukanlah tanpa kendala dan tantangan.

Salah satu kendala utama yang seringkali muncul adalah peserta warga Palestina yang tidak bisa bergabung dalam pelatihan karena mengalami hambatan, seperti tidak diizinkan keluar oleh pihak keamanan Israel.

"Program ini setiap tahun selalu ada saja calon peserta dari Palestina yang tidak boleh ikut. Yang mau keluar untuk ikut program, selalu ada yang ditolak," ungkap Teguh.

Selain itu, kata dia, untuk pelatihan yang direncanakan akan diadakan oleh Indonesia dan negara-negara lain di Palestina selalu tidak mendapat izin dari Israel.

"Jadi memang ada satu kendala luar biasa itu adalah penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina," ujar dia.

Sementara tantangan bagi Pemerintah RI dalam menjalankan program pengembangan kapasitas itu, salah satunya adalah ketidakcocokan di antara para pihak di dalam negeri Palestina.

"Karena untuk meminta program, antara pemerintah dan pemangku kepentingan maupun pada tataran akar rumput, itu tidak mudah diperoleh kesepakatan dari para pihak di Palestina," kata Teguh.

Untuk menunggu kesepakatan dicapai di antara para pihak di Palestina memang diperlukan kesabaran. Namun, kata Teguh, hal itu dapat dimaklumi oleh Pemerintah RI mengingat rakyat Palestina memang sedang mengalami masa sulit di bawah penindasan Israel.

"Jadi kita memang harus memahami kondisi riil sehari-hari yang dihadapi rakyat dan pemerintah Palestina dalam perjuangan mereka, baik dalam meraih kemerdekaan maupundalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ucap dia.

Terlepas dari kendala dan tantangan yang ada, Pemerintah Indonesia terus menjalankan komitmennya dalam mendukung Palestina melalui kerja sama pengembangan kapasitas.

Untuk itu, Pemerintah dan rakyat Palestina dalam beberapa kesempatan menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang dinilai selalu konsisten dan berkomitmen tinggi dalam mendukung Palestina.

Wakil Duta Besar Palestina untuk Indonesia Taher Ahmad mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan pengembangan kapasitas yang terus diberikan Indonesia bagi Palestina.

"Mewakili kedutaan besar dan rakyat Palestina, saya mengucapkan terima kasih untuk dukungan Indonesia kepada Palestina melalui program pembangunan kapasitas ini dan dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan," kata Taher.

Dia berharap para peserta pelatihan dari Palestina dapat menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman dari kegiatan-kegiatan pelatihan yang diberikan Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan sejak Konferensi Asia Afrika pada 1955.

Indonesia pun akan terus menjadi teman setia Palestina dalam upaya menuju kemerdekaan.

Pewarta: Yuni Arisandy

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017