Pangkalpinang (Antara Babel) - Ketersediaan air bersih di tempat pemotongan hewan (TPH) Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung kurang sehingga peternak dan pengusaha enggan memotong sapi di TPH tersebut.

"Persediaan air bersih yang kurang ini, pedagang lebih memilih memotong ternak di rumahnya masing-masing, sehingga pengawasan pemotongan hewan kurang optimal," kata Kabid Peternakan Distanak Kota Pangkalpinang, Ghozali Efendi di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan, sumber air bersih di tempat pemotongan sapi dan kambing hanya ada satu sumur bor yang kapasitas airnya terbatas jika dibandingkan jumlah sapi dan kambing yang dipotong mencapai delapan ekor perhari.

Sementara, kawasan tempat pemotongan babi yang masih berlokasi di pasar induk Kota Pangkalpinang terbatas seiring digalakannya pembangunan ruko di pasar tersebut.

"Untuk kelancaran pemotongan hewan dibutuhkan rehab bangunan dan tambahan sumber air bersih sehingga pengawasan pemotongan hewan lebih optimal dan pemilik ternak tidak lagi memotong hewan di rumah masing-masing," ujarnya.

Meski pemilik hewan memotong di rumah masing-masing, kata dia, pihaknya selalu mengawasi langsung ke tempat pemotongan milik pribadi itu untuk mencegah hal-hal yang dilarang dalam proses pemotongan.

"Pemotongan sapi dan kambing harus sesuai ketentuan ajaran Islam agar menghasilkan  daging yang sehat dan halal dikosumsi warga," ujarnya.

Menurut dia, menjelang Idul Adha, pihaknya akan meningkatkan pengawasan di sejumlah tempat pemotongan sapi untuk mencegah daging yang tidak sehat.

"Pengawasan ini tidak saja dilakukan di tempat pemotongan ternak tetapi juga di tempat-tempat penjualan daging sapi, kambing dan ayam untuk mencegah beredaran daging yang tidak sehat kosumsi menjelang perayaan Idul Adha," ujarnya.

Pewarta: Pewarta :Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013