Koba, (ANTARA Babel) - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, mengoptimalkan kinerja 29 unit Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja di sekolah untuk mencegah perkawinan usia dini di daerah itu.

"Saat ini, perkawinan usia dini masih cukup tinggi sehingga akan memicu pertumbuhan penduduk, angka kematian ibu dan anak serta permasalahan sosial lainnya," ujar Plt Kasubid Informasi dan Data Keluarga BPPKB Bangka Tengah, Medya Febriandy di Koba, Rabu.

Ia menjelaskan, jumlah PIK Remaja sebanyak 29 unit dengan rincian tujuh unit PIK Remaja tingkat SMU dan 22 PIK Remaja tingkat SLTP tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan Koba, Namang, Lubuk, Pangkalan Baru, Sungai Selan dan Kecamatan Simpang Katis.

"Sebagian besar, perkawinan usia dini masih cukup tinggi karena pergaulan bebas, kurangnya pemahaman masyarakat tentang pembentukan sebuah keluarga," ujarnya.

Menurut dia, usia ideal untuk menikah bagi pria maupun perempuan adalah di atas 21 tahun, karena karena pada usia tersebut mereka dinilai telah siap secara fisik dan mental.

"Secara fisik, perkawinan usia di atas 21 tahun, khususnya perempuan, telah memiliki alat-alat reproduksi yang matang sehingga akan mengurangi risiko kematian ibu dan bayi, sementara usia di bawah 21 tahun beresikon keguguran, persalinan prematur, keracunan kehamilan atau `gestosis` yakni kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia," ujarnya.

Selain itu, tingkat kemungkinan kematian ibu sangat tinggi karena beberapa faktor, antara lain pendarahan.

"Pada usia belia, organ reproduksi belum siap, perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah," kata dia.

Menurut dia, perkawinan pada usia 21 tahun umumnya seseorang telah menyelesaikan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga dapat dapat berpikir secara logis dan bekerja dengan penghasilan yang layak.

"Perkawinan dini di bawah 19 tahun masih banyak ditemukan, sehingga mental mereka belum siap, mereka belum paham soal tumbuh kembang bayi dan pemberian gizi yang baik, bagaimana bangsa ini mau maju kalau generasi mudanya dibesarkan tanpa konsep yang baik," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, PIK Remaja merupakan sebagai wadah untuk memberikan solusi, nasehat maupun jalan keluar bagi kawan sebaya yang mempunyai permasalahan pergaulan, reproduksi dan narkoba.

"Dengan adanya PIK Remaja di sekolah akan ada konseling sebaya, dan pendidik dari pelajar itu sendiri, BPPKB sebagai pembentuk sekaligus sebagai pembinanya." ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012