Pangkalpinang (Antara Babel) - Petani lokal ikan air tawar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum bisa memenuhi permintaan ikan mas di pasaran karena terkendala sarana dan prasarana untuk pembudidayaan ikan tersebut.
"Saat ini permintaan ikan mas sangat tinggi namun hasil budidaya kita masih minim. Petani ikan terkendala modal untuk membuat sarana dan prasarana pembudidayaan ikan mas," ujar Ketua Kelompok Tani Budidaya Ikan (Pokdakan) Kecamatan Merawang, Edi Iskandar di Pangkalpinang, Sabtu.
Menurutnya, ternak ikan mas membutuhkan lebih banyak sarana dan prasarana di bandingkan ikan air tawar lainnya seperti lele, nila, safir, patin dan sebagainya.
"Pembudidayaan ikan mas dibutuhkan kolam air yang mengalir dengan arus yang kuat dan harus ada kadar oksigen terlarut dalam kolam air," katanya.
Selain itu, lahan kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil agar aliran air bisa tetap deras.
"Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi akibat kikisan air. Kolam air deras membutuhkan debit air yang besar sekitar 25-100 liter perdetik dan sumber air harus tetap lancar," tuturnya.
Begitu juga dengan petani ikan di Pangkalpinang yang juga kewalahan untuk memenuhi permintaan ikan mas karena peminatnya cukup banyak.
"Untuk produksi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat karena sarana dan prasarana pembudidayaan ikan mas belum memadai," ujarnya.
Ia mengaku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pangkalpinang dibutuhkan paling sedikitnya lima ton perminggu sedangkan tambaknya hanya bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram saja perminggu.
"Untuk memenuhi permintaan masyarakat, terpaksa ikan mas didatangkan dari luar daerah. Biasanya saya mendapatkan pasokan ikan mas dari luar daerah sekitar 500 kilogram perminggu. Itu pun masih belum bisa memenuhi permintaan pasar," jelasnya.
Ia berharap ada peran pemerintah untuk mendukung petani ikan air tawar dalam membudidaya ikan mas.
"Harus ada sinergisitas antara pemerintah dan petani guna memenuhi kebutuhan ikan air tawar di masyarakat sehingga tidak perlu dipasok dari luar daerah terkhususnya ikan mas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saat ini permintaan ikan mas sangat tinggi namun hasil budidaya kita masih minim. Petani ikan terkendala modal untuk membuat sarana dan prasarana pembudidayaan ikan mas," ujar Ketua Kelompok Tani Budidaya Ikan (Pokdakan) Kecamatan Merawang, Edi Iskandar di Pangkalpinang, Sabtu.
Menurutnya, ternak ikan mas membutuhkan lebih banyak sarana dan prasarana di bandingkan ikan air tawar lainnya seperti lele, nila, safir, patin dan sebagainya.
"Pembudidayaan ikan mas dibutuhkan kolam air yang mengalir dengan arus yang kuat dan harus ada kadar oksigen terlarut dalam kolam air," katanya.
Selain itu, lahan kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil agar aliran air bisa tetap deras.
"Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi akibat kikisan air. Kolam air deras membutuhkan debit air yang besar sekitar 25-100 liter perdetik dan sumber air harus tetap lancar," tuturnya.
Begitu juga dengan petani ikan di Pangkalpinang yang juga kewalahan untuk memenuhi permintaan ikan mas karena peminatnya cukup banyak.
"Untuk produksi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat karena sarana dan prasarana pembudidayaan ikan mas belum memadai," ujarnya.
Ia mengaku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pangkalpinang dibutuhkan paling sedikitnya lima ton perminggu sedangkan tambaknya hanya bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram saja perminggu.
"Untuk memenuhi permintaan masyarakat, terpaksa ikan mas didatangkan dari luar daerah. Biasanya saya mendapatkan pasokan ikan mas dari luar daerah sekitar 500 kilogram perminggu. Itu pun masih belum bisa memenuhi permintaan pasar," jelasnya.
Ia berharap ada peran pemerintah untuk mendukung petani ikan air tawar dalam membudidaya ikan mas.
"Harus ada sinergisitas antara pemerintah dan petani guna memenuhi kebutuhan ikan air tawar di masyarakat sehingga tidak perlu dipasok dari luar daerah terkhususnya ikan mas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017