Muntok (Antara Babel) - Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Parhan Ali, mengajak para aparatur pemerintah desa tanggap terhadap berbagai potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing agar mampu menanangani penanggulangan dan pencegahannya.
"Musibah bencana hampir setiap tahun terjadi di Bangka Barat, kami berharap para aparatur pemerintahan desa/kelurahan serius dalam menangani permasalahan itu agar bisa optimal dalam penanganan bencana dan bisa meminimalkan korban," kata Bupati Parhan Ali di Muntok, Selasa.
Ia mengatakan, pada awal 2017 di wilayah Kabupaten Bangka Barat terjadi bencana banjir yang melanda sejumlah lokasi, antara lain di wilayah Kecamatan Muntok dan Simpangteritip.
Di Kecamatan Muntok terdapat beberapa lokasi banjir yang cukup parah, yaitu di Kampung Ulu, Teluk Rubiah, Pasar Muntok, Kampung Culong dan Desa Belolaut.
"Dampak banjir saat itu mengakibatkan ratusan rumah terendam air, jalan rusak dan jembatan putus, hal sama terjadi di Kecamatan Simpangteritip yang mengakibatkan dua jembatan putus dan transportasi yang melalui wilayah itu lumpuh," kata dia.
Menurut dia, bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sehingga perlu peningkatan pemahaman untuk memudahkan koordinasi dalam penanggulangan dan penanganannya.
"Kami berharap para camat, kepala desa dan lurah juga mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam penggulangan bencana sehingga mampu menyosialisasikan ke masyarakat," kata dia.
Imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas penambangan di lokasi terlarang, seperti wilayah hutan lindung, daerah aliran sungai, fasilitas umun dan sarana prasarana jalan dan jembatan juga perlu terus ditingkatkan sebagai upaya antisipasi banjir.
Selain itu, kata Parhan, peran anggota Satlinmas di wilayah desa dan kecamatan juga perlu ditingkatkan sebagai ujung tombag pelaksanaan antisipasi penggulangan bencana di wilayah masing-masing.
"Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari kami yakini menjadi salah satu pola yang bisa diterapkan untuk penanggulangan bencana sejak dini," katanya.
Ia berharap dengan pola sederhana dan berkelanjutan yang dikembangkan pemerintah desa dan kecamatan, pemahaman penanggulangan bencana akan berhasil dan masyarakat akan semakin sadar untuk melakukan antisipasi sejak dini kemungkinan bencana yang terjadi di wilayahnya.
"Masyarakat juga akan mampu melakukan tindak pencegahan, penanggulangan dan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana," kata dia.
Hal ini dikatakan Bupati Parhan Ali pada kegiatan mitigasi tentang penanggulangan bencana kepada apratur desa/kelurahan yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diikuti kepala desa, lurah dan camat dari enam kecamatan di Kabupaten Bangka Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Musibah bencana hampir setiap tahun terjadi di Bangka Barat, kami berharap para aparatur pemerintahan desa/kelurahan serius dalam menangani permasalahan itu agar bisa optimal dalam penanganan bencana dan bisa meminimalkan korban," kata Bupati Parhan Ali di Muntok, Selasa.
Ia mengatakan, pada awal 2017 di wilayah Kabupaten Bangka Barat terjadi bencana banjir yang melanda sejumlah lokasi, antara lain di wilayah Kecamatan Muntok dan Simpangteritip.
Di Kecamatan Muntok terdapat beberapa lokasi banjir yang cukup parah, yaitu di Kampung Ulu, Teluk Rubiah, Pasar Muntok, Kampung Culong dan Desa Belolaut.
"Dampak banjir saat itu mengakibatkan ratusan rumah terendam air, jalan rusak dan jembatan putus, hal sama terjadi di Kecamatan Simpangteritip yang mengakibatkan dua jembatan putus dan transportasi yang melalui wilayah itu lumpuh," kata dia.
Menurut dia, bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sehingga perlu peningkatan pemahaman untuk memudahkan koordinasi dalam penanggulangan dan penanganannya.
"Kami berharap para camat, kepala desa dan lurah juga mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam penggulangan bencana sehingga mampu menyosialisasikan ke masyarakat," kata dia.
Imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas penambangan di lokasi terlarang, seperti wilayah hutan lindung, daerah aliran sungai, fasilitas umun dan sarana prasarana jalan dan jembatan juga perlu terus ditingkatkan sebagai upaya antisipasi banjir.
Selain itu, kata Parhan, peran anggota Satlinmas di wilayah desa dan kecamatan juga perlu ditingkatkan sebagai ujung tombag pelaksanaan antisipasi penggulangan bencana di wilayah masing-masing.
"Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari kami yakini menjadi salah satu pola yang bisa diterapkan untuk penanggulangan bencana sejak dini," katanya.
Ia berharap dengan pola sederhana dan berkelanjutan yang dikembangkan pemerintah desa dan kecamatan, pemahaman penanggulangan bencana akan berhasil dan masyarakat akan semakin sadar untuk melakukan antisipasi sejak dini kemungkinan bencana yang terjadi di wilayahnya.
"Masyarakat juga akan mampu melakukan tindak pencegahan, penanggulangan dan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana," kata dia.
Hal ini dikatakan Bupati Parhan Ali pada kegiatan mitigasi tentang penanggulangan bencana kepada apratur desa/kelurahan yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diikuti kepala desa, lurah dan camat dari enam kecamatan di Kabupaten Bangka Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017