Koba (Antara Babel) - Sejumlah warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi "nganggung" guna menyambut dan memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Safi'i, seorang warga Tuatunu Kota Pangkalpinang, Minggu, mengatakan "nganggung" adalah jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang (talam).

Menurut dia, nganggung sudah menjadi tradisi turun temurun yang digelar pada hari tertentu saja, di antaranya Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi'raj Nabi  Muhammad SAW.

"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," ujarnya.

Pantauan di lapangan, ada keunikan dari kegiatan nganggung ini, yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.

Semua dulang dijejer dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing.

Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.

Menurut Safi'i, warga yang membawa makanan ke masjid saling berebutan menawarkan makanannya kepada jamaah yang hadir.

"Ada kebiasaan bahwa makanan yang kami bawa dalam dulang tersebut harus habis atau tidak ada yang tersisa lalu dibawa pulang, maka kami sangat senang jika makanan yang kami bawa habis dimakan jamaah," ujarnya.

Sementara Santo, warga lainnya mengatakan tradisi nganggung ini hanya ada di daerah tertentu saja di Kota Pangkalpinang.

"Kalau di Pangkalpinang biasanya kegiatan nganggung itu semarak di Desa Tuatunu yang dikenal dengan desa 'Serambi Mekkah' karana nuansa Islam di desa ini sangat kental. Hal yang sama juga bisa dilihat di Pangkalbalam arah ke pelabuhan," ujarnya.

Di daerah lain, misalnya di Kabupaten Bangka, tradisi nganggung cukup semarak digelar di Desa Kemuje yang juga disebut daerah santri karena terdapat pondok pesantren yang sudah lama berdiri di desa itu.

"Pada intinya tradisi nganggung ini digelar di daerah yang kehidupan beragamanya sangat tinggi dan semarak," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017