Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya melestarikan Pesta Adat Desa Pusuk agar nilai yang terkandung di dalamnya bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
"Pesta Adat Desa Pusuk memiliki rangkaian kegiatan yang bernilai positif, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan, kami akan terus memberikan kemudahan dan fasilitas untuk pelestarian tradisi ini," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ridwan di Mentok, Senin.
Menurut dia, rangkaian Pesta Adat Desa Pusuk tidak bisa dilepaskan dari syiar Islam karena dalam rangkaian kegiatan itu terdapat khataman Alquran dan dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan.
Perayaan pesta adat di desa tersebut sudah berlangsung turun temurun dan rutin dilaksanakan setiap tahun pada saat menjelang bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 16 Sya'ban.
"Pemkab Bangka Barat mendukung dan akan selalu terus memberikan yang terbaik untuk masyarakat, karena dengan adanya kegiatan pesta adat atau sedekah Ruwah menyambut bulan suci Ramadhan bisa menjalin tali silaturahim antarsesama, berkumpul bersama sanak keluarga dan teman-teman baik yang jauh dan dekat,” katanya.
Kepala Desa Pusuk Hopermen Daus mengatakan melalui khataman Alquran ini, masyarakat dapat senantiasa menjadikan kitab suci sebagai pedoman serta pegangan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
"Untuk tahun ini ada 25 orang anak yang mengikuti khatam Alquran dalam rangkaian menyambut bulan suci Ramadhan, kegiatan ini juga dilaksanakan bersamaan dengan sedekah Ruwah," katanya.
Dalam pesta adat tersebut, kata dia, warga menggelar nganggung (bahas lokal untuk kenduri) bersama-sama warga Desa Pusuk diikuti para tamu yang datang dari desa sekitar dan luar daerah.
Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ali mengatakan kegiatan pesta adat dan sedekah Ruwah Desa Pusuk merupakan salah satu tradisi warga untuk mengeratkan nilai kebersamaan dan saling menghargai yang sudah ada sejak zaman dahulu.
"Kegiatan ini juga sebagai bentuk syukur atas prestasi yang sudah diraih anak-anak dalam mengkhatamkan bacaan Alquran dengan bimbingan para guru ngaji dan tokoh agama setempat," katanya.