Jakarta (ANTARA) - Gelaran GP Ceko yang berlangsung di Sirkuit Brno yang berlangsung pada Minggu (20/7) malam WIB, sekaligus menutup persaingan di pertengahan musim ini.
Berlangsung di Automotodrom Brno, pembalap Ducati Lenovo Francesco "Pecco" Bagnaia yang digadang-gadang akan memperoleh kemenangan keduanya nyatanya harus menelan pil pahit setelah hanya mampu finis di urutan keempat.
Pecco yang memperoleh pole position perdananya musim ini tak bisa berbuat banyak dengan masalah keseimbangan Desmosedici GP25 yang menghantuinya sejak awal musim.
Justru yang tampil menggila dengan Desmosedici GP25 yakni rekan setim Pecco, Marc Marquez.
Marc seakan tak mempunyai kendala berarti pada musim ini menghadapi adaptasi sekaligus perubahan tim, usai musim ini pindah dari Gresini Racing ke Ducati Lenovo.
Adaptasi Marc dengan Desmosedici GP25 berjalan begitu mulus, salah satu faktornya yakni pada musim sebelumnya bersama Gresini Racing pembalap asal Catalunya, Spanyol, itu menggunakan motor model lama Desmosedici GP24.
Di Ceko, Marc menunjukkan dirinya memang merupakan pembalap yang dominan dan patut untuk bisa mengamankan gelar juara dunia musim ini.
Setelah pekan sebelumnya tampil menawan di GP Jerman yang berlangsung di Sirkuit Sachenring, Marc kembali membuktikan bahwa Brno juga menjadi "tempat bermainnya".
Marc memperlihatkan kualitas dan mentalitas juara saat membalap di Sirkuit Brno dengan mengamankan dua balapan yakni sprint race serta balapan utama.
Berlangsung cukup sengit, nyatanya ajang balapan utama yang berlangsung di Brno seakan telah berada di tangan Marc.
Setelah mengakhiri pertempuran sengit dengan Marco bezzecchi yang sempat membuatnya bersaing di posisi terdepan, Marc mampu finis dengan meninggalkan catatan selisih waktu hampir dua detik atau +1,753 detik dari pembalap Italia itu.
Kemenangan ganda ini sekaligus membuat Marc pada musim ini telah mengoleksi total delapan kemenangan ganda di delapan seri.
Jika ditotal, Marc pada 12 seri yang dilakoni telah mengoleksi kemenangan kedelapan seri balapan utama, yang membuat posisinya di klasemen akan sangat sulit disentuh.
Ambisi samai Valentino Rossi
Kemenangan dari gelaran GP Ceko sekaligus membuat Marc terus memecahkan rekor demi rekor.
Terbaru, kakak dari pembalap Gresini Racing Alex Marquez itu telah menjadi pembalap Ducati pertama yang bisa memperoleh lima kemenangan grand prix secara berturut-turut.
Meski terus memukau dengan memecahkan rekor pada musim ini, tetapi Marc tak terlalu mementingkan catatan-catatan emas yang terus diukirnya.
Pembalap peraih enam gelar juara dunia MotoGP tersebut kini berambisi untuk menyamai rekor dari pembalap legendaris Valentino Rossi.
The Doctor, julukan Rossi, kini memegang total tujuh gelar juara dunia kelas MotoGP. Raihan tersebut tentunya bisa disamai oleh Marc apabila dirinya mampu mengamankan gelar pada musim ini.
"Bagi saya, prioritas utama dan satu-satunya adalah memenangkan kejuaraan dunia. Sekarang, saya selalu mencoba untuk berbicara jujur, saya hanya bisa kalah," kata Marc Marquez.
"Saya memiliki total sepuluh balapan yang mengharuskan untuk menjaga mentalitas yang sama...Tapi rekornya, saya tidak peduli. Saya hanya ingin menjadi juara dunia lagi," kata dia.
Marc terakhir kali mengangkat gelar juara dunia kelas MotoGP pada tahun 2019 kala masih memperkuat Honda.
Selepas mengangkat trofi gelar juara itu, Marc seperti hilang dalam radar perebutan gelar juara setelah mengalami kecelakaan di Grand Prix Spanyol pada tahun 2020.
Setelah cedera, Marc mengalami musim-musim suram dan kerap kesulitan untuk beradaptasi serta menemukan ruang untuk membuka persaingan juara.
Meski demikian, pembalap berusia 32 tahun tersebut menyebut bahwa kecelakaannya pada tahun 2020 telah membuatnya berkembang terutama dalam kehidupan pribadinya.
"Selama lima tahun ini, mungkin dalam kehidupan profesional saya, saya kehilangan kesempatan bertarung memperbutkan gelar juara karena cedera. Tetapi pada saat yang sama, saya banyak berkembang dalam kehidupan pribadi saya," ungkap Marc.
Marc kini memang pribadi yang tampak sedikit berbeda dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Di lintasan, ia kini bisa lebih taktis dan tak terlalu begitu mengambil resiko besar.
Sepuluh balapan final Marc
Kini MotoGP tengah memasuki fase jeda pertengahan musim yang membuat gelaran balapan akan libur selama kurang lebih satu bulan.
Marc kini dapat menikmati musim panasnya dengan tenang setelah menyegel status pemuncak klasemen sementara dengan mengoleksi 381 poin atau unggul 120 poin dari adiknya Alex yang berada di peringkat kedua.
Dengan total sepuluh seri yang tersisa yakni GP Austria, GP Hungaria, GP Catalunya, GP San Marino, GP Jepang, GP Indonesia, GP Australia, GP Malaysia, GP Portugal, dan GP Valencia, akan menjadi sepuluh balapan final untuk Marc mewujudkan ambisinya.
Meski demikian, Marc tak ingin jumawa dengan posisinya yang tengah memimpin klasemen sementara. Marc menyebut bahwa di paruh pertama musim ini tak terlalu mendapatkan tekanan yang besar oleh sebab itu bisa tampil lepas.
Namun kondisi yang berbeda akan terjadi pada paruh kedua musim, Marc mengaku akan terus fokus untuk menghadapi tekanan dan tantangan menjalani sejumlah seri yang berlangsung berturut-turut nantinya.
"Memang benar bahwa kami memiliki keuntungan besar, tetapi kami akan menghadapi banyak balapan beruntun, jadi tetaplah fokus, jangan tertekan," ujar pembalap nomor 93 itu.
Berkaca dari peta persaingan paruh pertama musim ini, Marc tentu akan berada dalam persaingan gelar juara dunia dengan menghadapi sang adik, Alex dan rekan setimnya, Pecco.
Namun hal tersebut juga bergantung pada seberapa konsisten Alex dan Pecco mampu mengganggu dominasi Marc dalam sisa sepuluh seri ke depannya.