Mukomuko (Antara Babel) - Pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan tahun ini instansinya masih menggunakan racun "stricnin" untuk memusnahkan anjing liar di daerah itu.
"Kita masih menggunakan cara lama mengeliminasi anjing liar, yakni menggunakan racun yang dicampur dengan makanan," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Warsiman, di Mukomuko, Minggu.
Dinas Pertanian setempat menargetkan sebanyak 600 ekor anjing liar yang tersebar di lima kecamatan yang dieliminasi pada tahun ini.
Ia menyebutkan, lima kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan ini, yakni Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Teras Terunjam dan Kecamatan Penarik.
Ia menyatakan, lima dari 15 kecamatan tersebut yang paling besar populasi anjing liar, selain paling banyak kasus gigitan sejak beberapa tahun terakhir.
Ia mengatakan, pemerintah setempat menganggarkan dana sebesar Rp75 juta untuk melaksanakan kegiatan eliminasi anjing liar tersebut.
"Anggaran sebesar itu untuk membeli racun dan operasi anggota tim eliminasi anjing liar di daerah itu," ujarnya.
Ia menyebutkan, tim ini gabungan dari petugas peternakan Dinas Pertanian, Satpol PP, polisi, TNI dan camat setempat.
Ia menjadwalkan, tim ini melaksanakan tugas eliminasi sebanyak lima kali tetapi di hari yang berbeda.
Ia menerangkan, pemerintah setempat rutin melakukan eliminasi gunakan mengurangi populasi anjing liar di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Kita masih menggunakan cara lama mengeliminasi anjing liar, yakni menggunakan racun yang dicampur dengan makanan," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Warsiman, di Mukomuko, Minggu.
Dinas Pertanian setempat menargetkan sebanyak 600 ekor anjing liar yang tersebar di lima kecamatan yang dieliminasi pada tahun ini.
Ia menyebutkan, lima kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan ini, yakni Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Teras Terunjam dan Kecamatan Penarik.
Ia menyatakan, lima dari 15 kecamatan tersebut yang paling besar populasi anjing liar, selain paling banyak kasus gigitan sejak beberapa tahun terakhir.
Ia mengatakan, pemerintah setempat menganggarkan dana sebesar Rp75 juta untuk melaksanakan kegiatan eliminasi anjing liar tersebut.
"Anggaran sebesar itu untuk membeli racun dan operasi anggota tim eliminasi anjing liar di daerah itu," ujarnya.
Ia menyebutkan, tim ini gabungan dari petugas peternakan Dinas Pertanian, Satpol PP, polisi, TNI dan camat setempat.
Ia menjadwalkan, tim ini melaksanakan tugas eliminasi sebanyak lima kali tetapi di hari yang berbeda.
Ia menerangkan, pemerintah setempat rutin melakukan eliminasi gunakan mengurangi populasi anjing liar di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017