Jakarta (Antara Babel) - Mitra binaan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yaitu Yayasan Kumala berhasil mengelola bank sampah dengan membina pemuda yang awalnya anak jalanan di sekitar daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Produk bank sampah setelah diorder dijemput dengan harga yang relatif tinggi," kata Pendiri Yayasan Kumala Dindin "Abah" Komarudin kepada wartawan dalam acara kunjungan media terkait Program Pemberdayaan Anak Jalanan Yayasan Kumala di Jakarta, Jumat.

Abah memaparkan, pihaknya dengan dibantu PHE ONWJ bekerja sama dalam program pemberdayaan anak jalanan Tanjung Priok dengan memanfaatkan sampah non-B3 menjadi produk kreatif dan mempunyai nilai ekonomi.

Produk yang dihasilkan antara lain seperti kertas daur ulang, tempat tissue, frame foto, dan undangan. Pihak Pertamina juga kerap memesan sejumlah barang daur ulang seperti "paper bag" yang digunakan untuk keperluan suvenir acara-acara yang digelar BUMN migas tersebut.

Menurut Abah, anak jalanan yang dibina Yayasan Kumala bukan hanya diberikan keterampilan mendaur ulang sampah tetapi juga belajar membuat kerajinan tangan, serta juga menjadi trainer pada pelatihan berbagai perusahaan.

"Teman-teman yang bergabung di Kumala, dulunya biasa punya kegiatan di jalanan, sekarang banyak yang menjadi pengurus," kata Abah yang mulai menginisiasi Kumala sejak 2006 dan melakukan legalitas yayasan tersebut pada 2008.

Yayasan Kumala telah melakukan pembinaan kepada lebih dari 800 anak jalanan, dan sekitar 25 anak binaan diketahui telah mendapatkan sertifikasi trainer daur ulang, serta telah memberikan pelatihan keterampilan daur ulang kepada ribuan orang yang terdiri atas instansi pendidikan, pemerintah, dan swasta.

Selain itu, yayasan tersebut juga dinilai positif dalam rangka mendorong perekonomian dengan penghasilan anak binaan dari sebelumnya setara Rp1 juta/bulan menjadi sekitar Rp3,5 juta/bulan.

Abah memaparkan, pihaknya pada awalnya hanya meminta kertas bekas dan kayu bekas dari PHE ONWJ agar dapat didaur ulang sehingga jadi aktivitas yang menghasilkan.

"Pada akhirnya setelah dua tahun, PMWJ menyarankan dibuat ToT, jadi ad sertifikasi untuk trainer. Kami di sini seperti sekolah alam, di mana anak binaan setiap hari mereka mengolah sampah menjadi sesuatu yg berguna," paparnya.

Pada saat ini, ujar dia, Yayasan Kumala juga berhasil membuat program untuk diduplikasi untuk wilayah lain seperti di Karawang dan Indramayu serta Cilamaya, Jawa Barat.

Bantuan yang diberikan PHE ONWJ meliputi antara lain penyedia anggaran atau dana untuk melaksanakan program, fasilitator pengembangan kapasitas yayasan, pemasok sampah kertas berkas kantor sebagai bahan baku produk daur ulang.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017