Sungailiat (Antara Babel) - Sejumlah warga di kawasan Pelabuhan Perikanan Sungailiat, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan lambatnya penanganan anjing liar di kawasan pelabuhan itu oleh dinas terkait.
Menurut salah satu warga Marno di Sungailiat, Rabu mengatakan belasan anjing liar setiap malamnya berada di kawasan pelabuhan perikanan.
"Banyaknya anjing liar itu tidak hanya menganggu kebersihan lingkungan namun juga dapat membahayakan pengendara terutama para nelayan dan pengunjung pelabuhan. Dikhawatirkan adanya ancaman penyakit rabies," ujarnya.
Dia menganggap dinas terkait pemerintah daerah lambat dalam menangani hal ini karena sesuai informasi dari pihak kantor pelabuhan beberapa bulan lalu sudah mengirimkan surat resmi mengusulkan eliminasi anjing liar.
"Surat yang dikirim secara resmi beberapa bulan itu sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya dari pemerintah daerah melalui dinas berwenang, bahkan informasi awal dari dinas itu belum adanya pengadaan racun anjing," katanya.
Lambatnya penanganan anjing liar ini tentu sangat disesalkan karena kawasan pelabuhan merupakan daerah yang banyak dikunjungi masyarakat baik nelayan, pedagang maupun masyarakat umum lainnya.
"Kami tidak berani melakukan eliminasi sepihak selain tidak memiliki kewenangan juga akan menyalahi aturan," katanya.
Menurut salah satu ibu rumah tangga, Wanti mengatakan maraknya anjing liar di komplek pelabuhan mengakibatkan berserakan sampah yang sudah dikumpulkan oleh petugas kebersihan.
"Sampah yang sudah dikumpulkan oleh petugas kebersihan ditempatnya, dihambur dan berserakan oleh anjing-anjing liar bahkan sepatu atau sandal pun sering hilang dibawa anjing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Menurut salah satu warga Marno di Sungailiat, Rabu mengatakan belasan anjing liar setiap malamnya berada di kawasan pelabuhan perikanan.
"Banyaknya anjing liar itu tidak hanya menganggu kebersihan lingkungan namun juga dapat membahayakan pengendara terutama para nelayan dan pengunjung pelabuhan. Dikhawatirkan adanya ancaman penyakit rabies," ujarnya.
Dia menganggap dinas terkait pemerintah daerah lambat dalam menangani hal ini karena sesuai informasi dari pihak kantor pelabuhan beberapa bulan lalu sudah mengirimkan surat resmi mengusulkan eliminasi anjing liar.
"Surat yang dikirim secara resmi beberapa bulan itu sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya dari pemerintah daerah melalui dinas berwenang, bahkan informasi awal dari dinas itu belum adanya pengadaan racun anjing," katanya.
Lambatnya penanganan anjing liar ini tentu sangat disesalkan karena kawasan pelabuhan merupakan daerah yang banyak dikunjungi masyarakat baik nelayan, pedagang maupun masyarakat umum lainnya.
"Kami tidak berani melakukan eliminasi sepihak selain tidak memiliki kewenangan juga akan menyalahi aturan," katanya.
Menurut salah satu ibu rumah tangga, Wanti mengatakan maraknya anjing liar di komplek pelabuhan mengakibatkan berserakan sampah yang sudah dikumpulkan oleh petugas kebersihan.
"Sampah yang sudah dikumpulkan oleh petugas kebersihan ditempatnya, dihambur dan berserakan oleh anjing-anjing liar bahkan sepatu atau sandal pun sering hilang dibawa anjing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017