Namang (Antara Babel) - Petani di Desa Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar ritual "murok jerami" sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen padi sawah yang melimpah.
Kepala Desa Namang, Wahid di Namang, Rabu, mengatakan ritual adat murok jerami ini merupakan tradisi secara temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun silam dan masih tetap dilestarikan hingga sekarang.
Ritual ini yaitu melakukan serangkaian prosesi adat di lahan sawah petani dan kemudian diakhiri dengan jamuan makan bersama di tengah sawah.
Ia mengatakan, bagi petani ritual seperti ini dimaknai sebagai wujud rasa syukur terhadap Sang Pencipta atas limpahan hasil panen tahun ini.
"Prosesi adat murok jerami ini selalu digelar setiap tahun yang dirayakan ratusan masyarakat, tidak hanya petani dan bahkan dihadiri juga oleh sejumlah pejabat pemerintah daerah," katanya.
Wahid menyebutkan, Namang saat ini dikenal dengan desa penghasil padi sawah karena memiliki ratusan hektare lahan sawah yang diolah secara bersama.
"Namang memang dikenal dengan desa padi sawah karena pemerintah desa menyediakan ratusan hektare petak sawah yang dikelola petani daerah ini," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah desa tetap mempertahankan lahan sawah menjadi areal yang menghasilkan beras lokal.
"Pemerintah desa tetap mempertahankan sawah tersebut, kendati di beberapa tempat sudah banyak lahan yang dijadikan kawasan penambangan bijih timah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Kepala Desa Namang, Wahid di Namang, Rabu, mengatakan ritual adat murok jerami ini merupakan tradisi secara temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun silam dan masih tetap dilestarikan hingga sekarang.
Ritual ini yaitu melakukan serangkaian prosesi adat di lahan sawah petani dan kemudian diakhiri dengan jamuan makan bersama di tengah sawah.
Ia mengatakan, bagi petani ritual seperti ini dimaknai sebagai wujud rasa syukur terhadap Sang Pencipta atas limpahan hasil panen tahun ini.
"Prosesi adat murok jerami ini selalu digelar setiap tahun yang dirayakan ratusan masyarakat, tidak hanya petani dan bahkan dihadiri juga oleh sejumlah pejabat pemerintah daerah," katanya.
Wahid menyebutkan, Namang saat ini dikenal dengan desa penghasil padi sawah karena memiliki ratusan hektare lahan sawah yang diolah secara bersama.
"Namang memang dikenal dengan desa padi sawah karena pemerintah desa menyediakan ratusan hektare petak sawah yang dikelola petani daerah ini," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah desa tetap mempertahankan lahan sawah menjadi areal yang menghasilkan beras lokal.
"Pemerintah desa tetap mempertahankan sawah tersebut, kendati di beberapa tempat sudah banyak lahan yang dijadikan kawasan penambangan bijih timah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017