Pangkalpinang (Antara Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan nelayan tradisional tetap melaut agar ketersediaan dan harga ikan stabil selama Ramadhan.

"Nelayan tetap melaut selama Bulan Puasa untuk memenuhi kebutuhan ikan masyarakat yang tinggi," kata Ketua HNSI Kota Pangkapinang, Dedi, Jumat.

Ia mengatakan nelayan hanya istrirahat melaut pada hari pertama puasa, sehingga tidak akan memengaruhi ketersediaan dan harga ikan di pasaran.

"Saat ini rata-rata nelayan sudah pulang melaut dan membongkar hasil tangkapan ikannya, karena mereka ingin menjalankan ibadah puasa pada hari pertama bersama keluarganya," ujarnya.

Dia mengatakan pada hari kedua puasa, nelayan akan kembali beraktivitas mencari ikan di laut untuk memenuhi kebutuhan keseharian keluarganya.

"Sudah kebiasaan nelayan untuk istirahat melaut pada hari pertama puasa Ramadhan," ujarnya.

Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel A. Evan Savitri mengatakan harga ikan masih bertahan tinggi, karena hasil tangkapan nelayan kurang.

"Saat ini harga tenggiri masih bertahan Rp70.000, kembung Rp40.000, tongkol Rp45.000, ciu Rp30.000 per kilogram," ujarnya.

Ia memperkirakan harga ikan terus berfluktuasi tinggi, karena hasil tangkapan ikan nelayan yang berkurang sebagai dampak cuaca buruk.

"Mudah-mudahan hasil tangkapan ikan nelayan selama puasa Ramadhan meningkat dan harga turun, sehingga dapat membantu ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa," ujarnya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017