Pangkalpinang (Antara Babel) - Kementerian Perdagangan mengklaim kenaikan harga sembako di sejumlah pasar tradisional Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung menjelang Lebaran kali ini masih tergolong wajar karena stok cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami melihat kenaikan sembako di kisaran Rp1.000 hingga Rp5.000 dan itu masih wajar," kata Fungsional Perencana pada Direktorat Bahan Pokok dan Barang Penting Kemendag RI, Indriyati Emmy saat memantau harga sembako di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan harga daging sapi, minyak goreng, dan gula pasir di tingkat distributor masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, sementara harga di tingkat pedagang eceran mengalami sedikit kenaikan.
Misalnya, harga daging sapi segar naik menjadi Rp125.000 dari HET Rp120.000 per kilogram.
Harga gula pasir naik Rp13.500 dari HET Rp12.500 per kilogram dan minyak goreng naik Rp12.000 dari HET Rp11.000 per kilogram.
"Kenaikan harga ini karena permintaan masyarakat pada H-5 sudah mengalami peningkatan, sehingga memicu harga naik," ujarnya.
Indriyati mengatakan kenaikan harga tidak hanya terjadi pada sembako, tetapi juga cabai merah, bawang merah dan bumbu masak lainnya.
Misalnya harga cabai merah naik Rp23.000 dari Rp18.000 per kilogram dan bawang merah naik Rp38.000 dari Rp35.000 per kilogram.
"Berdasarkan keterangan pedagang, mereka mendapatkan pasokan bawang merah dari Padang, Sumatera Barat karena lebih berkualitas dan harga lebih terjangkau dibandingkan bawang dari Brebes yang lebih tinggi dan kurang diminati masyarakat," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya juga menemukan banyak bawang merah impor dari India di sejumlah pasar tradisional.
Ia berharap masyarakat tidak melakukan aksi borong, karena dapat memicu kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok.
"Kami berharap masyarakat untuk membeli sesuai kebutuhan, karena stok di gudang distributor cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut lebaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Kami melihat kenaikan sembako di kisaran Rp1.000 hingga Rp5.000 dan itu masih wajar," kata Fungsional Perencana pada Direktorat Bahan Pokok dan Barang Penting Kemendag RI, Indriyati Emmy saat memantau harga sembako di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan harga daging sapi, minyak goreng, dan gula pasir di tingkat distributor masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, sementara harga di tingkat pedagang eceran mengalami sedikit kenaikan.
Misalnya, harga daging sapi segar naik menjadi Rp125.000 dari HET Rp120.000 per kilogram.
Harga gula pasir naik Rp13.500 dari HET Rp12.500 per kilogram dan minyak goreng naik Rp12.000 dari HET Rp11.000 per kilogram.
"Kenaikan harga ini karena permintaan masyarakat pada H-5 sudah mengalami peningkatan, sehingga memicu harga naik," ujarnya.
Indriyati mengatakan kenaikan harga tidak hanya terjadi pada sembako, tetapi juga cabai merah, bawang merah dan bumbu masak lainnya.
Misalnya harga cabai merah naik Rp23.000 dari Rp18.000 per kilogram dan bawang merah naik Rp38.000 dari Rp35.000 per kilogram.
"Berdasarkan keterangan pedagang, mereka mendapatkan pasokan bawang merah dari Padang, Sumatera Barat karena lebih berkualitas dan harga lebih terjangkau dibandingkan bawang dari Brebes yang lebih tinggi dan kurang diminati masyarakat," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya juga menemukan banyak bawang merah impor dari India di sejumlah pasar tradisional.
Ia berharap masyarakat tidak melakukan aksi borong, karena dapat memicu kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok.
"Kami berharap masyarakat untuk membeli sesuai kebutuhan, karena stok di gudang distributor cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut lebaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017