Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo akan ke Turki untuk mengembangkan kemitraan dalam bidang industri strategis sekaligus meluncurkan kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif antara kedua negara.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, setelah rapat menjelang kunjungan Presiden ke Turki dan Jerman yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi kita ingin kembangkan partnership kita dengan Turki untuk industri strategis," ujar Retno.

Presiden Jokowi dijadwalkan untuk berkunjung ke Turki pada 6 Juli 2017 untuk sejumlah agenda bilateral.

Selain pengembangan kemitraan industri strategis, kata Retno, Presiden Jokowi juga akan meluncurkan negosiasi untuk "Indonesia-Turki Comprehensive Economy Partnership Agreement" dengan usulan pertama Indonesia terkait perdagangan barang.

"Setelah itu baru kita mulai dengan perdagangan jasa dan lain lain. Itu di bidang perdagangan. Kemudian yang kedua kita juga sudah melakukan kerja sama yang baik di bidang pengembangan industri strategis. Jadi kita sudah melakukan joint development baik untuk matra darat, matra udara, dan lain lain," tuturnya.

Hal ketiga, kata Retno yakni "countering terrorism". "Jadi itu yang akan menjadi isu fokus bahasan Presiden dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Turki," ucapnya.

Ia mengatakan Turki merupakan salah satu mitra penting Indonesia baik sebagai sesama negara yang besar dengan penduduk mayoritas Muslim terbanyak mencapai 79 juta-80 juta penduduknya maupun sebagai sesama anggota di berbagai organisasi internasional seperti G20, OKI, dan sebagainya.

Setelah kunjungan ke Turki rencananya Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan ke Jerman untuk hadir dalam acara pertemuan G20.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017