Muntok (Antara Babel) - Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bangka Barat, Ali Purwanto mendukung Ketua DPD Golkar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani menjadi Wakil Gubernur Babel.
"Kami segenap pengurus, kader dan simpatisan dari Kabupaten Bangka Barat mendukung Pak Dayat (sapaan Hidayat Arsani) sepenuhnya," ujar Ali Purwanto di Muntok, Selasa.
Ia mengatakan, jabatan Wakil Gubernur saat ini masih kosong karena pejabat wakil gubernur sebelumnya yaitu Rustam Effendi diangkat menjadi Gubernur Babel setelah gubernur sebelumnya Eko Maulana Ali meninggal dunia.
Menurut Ali, kekosongan jabatan wakil gubernur merupakan jatah Partai Golkar karena Eko Maulana merupakan Ketua DPD Partai Golkar Kepulauan Babel.
"Eko Maulana dahulu merupakan Ketua Golkar Babel kemudian digantikan Hidayat Arsani, dengan demikian jabatan Wakil Gubernur merupakan jatah Partai Golkar," katanya.
Menurut Ali, jabatan Wakil Gubernur Babel merupakan harga diri partai sehingga harus diisi kader Golkar dan menurutnya sudah selayaknya jabatan itu jatuh pada Ketua DPD Golkar Babel.
Ia menambahkan, Hidayat Arsani layak menjadi Wakil gubernur karena merupakan putra daerah yang sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha sehingga pengalamannya tidak diragukan lagi.
"Untuk memimpin pemerintahan itu bukan hanya bisa membelanjakan uang negara namun bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dengan menarik investor sehingga mengurangi pengangguran, menurut penilaian kami dari jajaran pengurus Partai Golkar Bangka Barat, Pak Dayat layak menyandang jabatan itu," kata Ali.
Ia menambahkan, Dayat adalah seorang pengusaha, namun semua usahanya berada di tanah kelahirannya dan pegawainya sebagian besar adalah putra daerah, hal itu menjadi bukti dia memikirkan masyarakat Babel.
Terkait usulan dari partai koalisi pengusung Eko-Rustam pada gelaran Pemilukada Babel 2012, yaitu PKS dan PKB, Ali tidak mau terlalu menanggapi hal itu dan karena itu sah-sah saja karena Gub dan Wagub jabatan politis.
Dalam politik, kata dia, terutama pencalonan kepala daerah ada partai pengusung dan pendukung itu yang harus dicermati biar politik itu santun dan beretika.
"Kalau almarhum Eko Maulana bukan dari Partai Golkar, kami tentunya tahu diri," kata Ali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Kami segenap pengurus, kader dan simpatisan dari Kabupaten Bangka Barat mendukung Pak Dayat (sapaan Hidayat Arsani) sepenuhnya," ujar Ali Purwanto di Muntok, Selasa.
Ia mengatakan, jabatan Wakil Gubernur saat ini masih kosong karena pejabat wakil gubernur sebelumnya yaitu Rustam Effendi diangkat menjadi Gubernur Babel setelah gubernur sebelumnya Eko Maulana Ali meninggal dunia.
Menurut Ali, kekosongan jabatan wakil gubernur merupakan jatah Partai Golkar karena Eko Maulana merupakan Ketua DPD Partai Golkar Kepulauan Babel.
"Eko Maulana dahulu merupakan Ketua Golkar Babel kemudian digantikan Hidayat Arsani, dengan demikian jabatan Wakil Gubernur merupakan jatah Partai Golkar," katanya.
Menurut Ali, jabatan Wakil Gubernur Babel merupakan harga diri partai sehingga harus diisi kader Golkar dan menurutnya sudah selayaknya jabatan itu jatuh pada Ketua DPD Golkar Babel.
Ia menambahkan, Hidayat Arsani layak menjadi Wakil gubernur karena merupakan putra daerah yang sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha sehingga pengalamannya tidak diragukan lagi.
"Untuk memimpin pemerintahan itu bukan hanya bisa membelanjakan uang negara namun bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dengan menarik investor sehingga mengurangi pengangguran, menurut penilaian kami dari jajaran pengurus Partai Golkar Bangka Barat, Pak Dayat layak menyandang jabatan itu," kata Ali.
Ia menambahkan, Dayat adalah seorang pengusaha, namun semua usahanya berada di tanah kelahirannya dan pegawainya sebagian besar adalah putra daerah, hal itu menjadi bukti dia memikirkan masyarakat Babel.
Terkait usulan dari partai koalisi pengusung Eko-Rustam pada gelaran Pemilukada Babel 2012, yaitu PKS dan PKB, Ali tidak mau terlalu menanggapi hal itu dan karena itu sah-sah saja karena Gub dan Wagub jabatan politis.
Dalam politik, kata dia, terutama pencalonan kepala daerah ada partai pengusung dan pendukung itu yang harus dicermati biar politik itu santun dan beretika.
"Kalau almarhum Eko Maulana bukan dari Partai Golkar, kami tentunya tahu diri," kata Ali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013