Jakarta (Antara Babel) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengharapkan para calon perwira remaja (Capaja) TNI-Polri bisa berguna dan mengabdi kepada kepada rakyat dan negara.
"Pendidikan yang telah kalian laksanakan secara terintegrasi, adalah dalam rangka memberi pengabdian yang baik bagi masyarakat," kata Tito saat membuka pembekalan 729 Capaja TNI/Polri, di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Tito menjabarkan, khusus Capaja Polri, mereka telah melalui pendidikan selama 4 tahun di Akademi Kepolisian (Akpol). Pendidikan dikoordinasi bersama Akademi Militer (Akmil) untuk menjalin integrasi, sebagai pilar utama pertahanan keamanan Indonesia.
Kegiatan seperti Bhineka Eka Bakti dan Korps Taruna telah mereka tempuh untuk memperkuat integritas dan soliditas antara Polri dan TNI sejak dini.
Sebanyak 729 orang Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri yang akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (25/7), terdiri dari 437 Taruna Akademi TNI yang terdiri dari, Taruna Akademi Militer 224 orang (208 Taruna dan 16 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Laut 94 orang (84 Taruna dan 10 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Udara 117 orang (105 Taruna dan 12 Taruni) dan Taruna National Defence Academy (NDA) dua orang.
Sedangkan dari Taruna kepolisian berjumlah 292 orang, yang terdiri dari Taruna 243 orang dan Taruni 49 orang.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga memberikan pembekalan kepada 729 Capaja TNI/Polri.
Dalam pembekalannya, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan soal besarnya ancaman global, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun pertahanan keamanan, yang akan dihadapi Indonesia.
"Calon perwira yang besok akan dilantik di Istana ini kan masih muda-muda, artinya mereka harus memiliki visi ke depan seperti apa. Tadi saya sampaikan bahwa lanskap politik global, lanskap ekonomi global, lanskap ancaman pertahanan keamanan sudah akan berubah, pasti sudah berubah. Oleh sebab itu, harus diantisipasi sejak sekarang," kata Presiden.
Relevansi dari beragam program, termasuk pengadaan, menurut Presiden, sebetulnya juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Misalnya, pengadaan tank pun harus dievaluasi karena mungkin saja saat ini sudah tidak diperlukan, tetapi justru lebih diperlukan drone.
"Ya, bisa saja kan negara ini besar dengan 17.000 pulau, artinya perlu drone yang besar maupun yang kecil, misalnya, untuk memantau perbatasan, memantau terorisme yang ada di hutan, maupun di perbatasan," katanya.
Selain itu, konsep keamanan siber juga harus mulai dipikirkan agar sesuai dengan cepatnya perubahan.
"Melihat benda-benda yang mencurigakan di laut seperti kapal atau yang lainnya sehingga memang perubahan-perubahan seperti itu harus mulai kita pikirkan dari sekarang," katanya.
Visi-visi seperti itulah, kata Presiden, yang harus dimiliki oleh Capaja TNI/Polri untuk menghadapi perubahan yang sudah sangat cepat sekarang ini.
Empat orang yang mendapatkan nilai terbaik atau Adhimakayasa, dari TNI Angkatan Darat adalah Letda Inf Wiraswanrill Sagala, TNI Angkatan Udara Letda elektro Bernardius Yoga, TNI Angkatan Laut Letda Teknik Samsul Huda dan dari polisi Ipda Pol Ade Hertiawan Juliansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Pendidikan yang telah kalian laksanakan secara terintegrasi, adalah dalam rangka memberi pengabdian yang baik bagi masyarakat," kata Tito saat membuka pembekalan 729 Capaja TNI/Polri, di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Tito menjabarkan, khusus Capaja Polri, mereka telah melalui pendidikan selama 4 tahun di Akademi Kepolisian (Akpol). Pendidikan dikoordinasi bersama Akademi Militer (Akmil) untuk menjalin integrasi, sebagai pilar utama pertahanan keamanan Indonesia.
Kegiatan seperti Bhineka Eka Bakti dan Korps Taruna telah mereka tempuh untuk memperkuat integritas dan soliditas antara Polri dan TNI sejak dini.
Sebanyak 729 orang Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri yang akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (25/7), terdiri dari 437 Taruna Akademi TNI yang terdiri dari, Taruna Akademi Militer 224 orang (208 Taruna dan 16 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Laut 94 orang (84 Taruna dan 10 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Udara 117 orang (105 Taruna dan 12 Taruni) dan Taruna National Defence Academy (NDA) dua orang.
Sedangkan dari Taruna kepolisian berjumlah 292 orang, yang terdiri dari Taruna 243 orang dan Taruni 49 orang.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga memberikan pembekalan kepada 729 Capaja TNI/Polri.
Dalam pembekalannya, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan soal besarnya ancaman global, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun pertahanan keamanan, yang akan dihadapi Indonesia.
"Calon perwira yang besok akan dilantik di Istana ini kan masih muda-muda, artinya mereka harus memiliki visi ke depan seperti apa. Tadi saya sampaikan bahwa lanskap politik global, lanskap ekonomi global, lanskap ancaman pertahanan keamanan sudah akan berubah, pasti sudah berubah. Oleh sebab itu, harus diantisipasi sejak sekarang," kata Presiden.
Relevansi dari beragam program, termasuk pengadaan, menurut Presiden, sebetulnya juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Misalnya, pengadaan tank pun harus dievaluasi karena mungkin saja saat ini sudah tidak diperlukan, tetapi justru lebih diperlukan drone.
"Ya, bisa saja kan negara ini besar dengan 17.000 pulau, artinya perlu drone yang besar maupun yang kecil, misalnya, untuk memantau perbatasan, memantau terorisme yang ada di hutan, maupun di perbatasan," katanya.
Selain itu, konsep keamanan siber juga harus mulai dipikirkan agar sesuai dengan cepatnya perubahan.
"Melihat benda-benda yang mencurigakan di laut seperti kapal atau yang lainnya sehingga memang perubahan-perubahan seperti itu harus mulai kita pikirkan dari sekarang," katanya.
Visi-visi seperti itulah, kata Presiden, yang harus dimiliki oleh Capaja TNI/Polri untuk menghadapi perubahan yang sudah sangat cepat sekarang ini.
Empat orang yang mendapatkan nilai terbaik atau Adhimakayasa, dari TNI Angkatan Darat adalah Letda Inf Wiraswanrill Sagala, TNI Angkatan Udara Letda elektro Bernardius Yoga, TNI Angkatan Laut Letda Teknik Samsul Huda dan dari polisi Ipda Pol Ade Hertiawan Juliansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017