Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan petani ikan air tawar di Kabupaten Bangka Selatan mengalami kerugian Rp200 juta karena kolam perikanan petani di daerah itu terendam banjir.

"Banjir beberapa waktu lalu tidak hanya merusak kolam ikan masyarakat, tetapi juga Balai Benih Ikan (BBI) Toboali Kabupaten Bangka Selatan," kata Kepala Seksi Usaha Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Babel Surati di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan berdasarkan hasil pendataan petugas di Bangka Selatan, banjir telah merusak 40 kolam perikanan milik kelompok pembudidaya ikan dan menghanyutkan tiga ton ikan lele, dua ton patin, dua ton patin, dua on patin dan dua ton ikan nila.

"Kerugian yang dialami petani ikan mencapai Rp200 juta dan merusak kolam-kolam perikanan di daerah itu," katanya.

Tidak hanya itu, kata Surati banjir juga menjebol kolam pembesaran dan tanggul tempat masuknya air (inlet) sumber air Balai Benih Ikan Toboali yang mengakibatkan debit air kolam di balai benih itu menurun.

"Dampak banjir yang cukup besar tersebut mengakibatkan BBI Toboali mengalami kerugian Rp50 juta dan dibutuhkan penangganan yang cepat untuk mengatasi kerusakan akibat bencana tersebut," katanya.

Ia mengatakan kerusakan dan kerugian petani dan BBI Toboali ini telah dilaporkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, agar pemerintah pusat dapat membantu petani dalam memperbaiki dan mengembangkan kembali usaha perikanan budidaya di daerah terkena bencana alam tersebut.

"Saat ini kami belum menerima balasan dan tanggapan dari kementerian, apakah petani korban banjir ini akan mendapatkan bantuan perbaikan kolam, benih ikan dan lainnya. Namun demikian, kami berharap petani bersabar dan terus mengembangkan usahanya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017