Amerika Sadap Ponsel Di Seluruh Dunia

Kamis, 5 Desember 2013 10:56 WIB

Washington (Antara Babel) - Dewan Keamanan Nasional (NSA) mengumpulkan miliaran rekaman pembicaraan ponsel dari berbagai lokasi di seluruh dunia, lapor The Washington Post mengutip dokumen intelijen yang dibocorkan Edward Snowden.

Informasi ini ditambahkan pada database raksasa yang memperlihatkan lokasi-lokasi bagi setidaknya ratusan juta ponsel di seluruh dunia.

Ini adalah pengungkapan mengagetkan yang menunjukkan bahwa NSA telah menciptakan perangkat mata-mata massal, sambung the Post seperti dikutip AFP.

Miliaran data itu diraup dengan menyadap kabel-kabel yang menghubungkan jejaring ponsel --baik milik warga AS maupun asing-- di seluruh dunia, tulis the Post. 

Menurut dokumen bocor itu, data mengenai lokasi itu ditarik atas bantuan dua perusahaan yang tak disebutkan namanya.

Informasi dari ponsel warga AS yang bepergian ke seluruh dunia juga membentuk bagian dari database itu.

The Post melaporkan, begitu ponsel menyiarkan lokasinya kendati tidak ada panggilan telepon atau pesan teks terkirim, para analis NSA bisa menggunakan teknik matematis untuk menyisirnya melalui data lokasi dan menjejak pola pergerakan sepanjang waktu dari sasaran yang diburu.

Menurut laporan bocor itu, metode analitik yang digunakan NSA untuk menggeser data lokasi dikenal dengan CO-TRAVELER.

Kendati bagian terbesar pengguna ponsel tak ada kaitannya dengan sepak terjang NSA, lembaga intelijen ini tetap mengumpulkan data-data itu untuk melacak target-target intelijen dan jaringannya.

NSA menegaskan tidak berniat melacak data lokasi warga AS, tapi akhirnya menerima rincian-rincian yang menunjukkan di mana perangkat mobile domestik berada, tulis the Post.

Para pejabat AS berkata pada  the Post bahwa program yang mengumpulkan data geo-lokasi itu adalah legal dan ditujukan hanya demi mengumpulkan data intelijen mengenai militan asing atau target-target lain yang mengancam Amerika Serikat.

"Volume informasi yang mengalir ke dan dari program ini mempercepat kemampuan kita dalam mencerna, memproses dan menyimpan data," demikian bunyi laporan NSA Mei 2012 seperti dikutip dokumen bocor yang disiarkan the Post itu.

"Kemampuan NSA dalam melacak lokasi itu mengejutkan, berdasarkan dokumen-dokumen Snowden, dan mengindikasikan bahwa lembaga ini mampu membuat upaya-upaya keamanan komunikasi sama sekali sia-sia," lapor the Post dalam artikel yang ditulis Barton Gellman dan Ashkan Soltani tersebut.

Skala program itu akan kian menguatkan keperihatinan kelompok pembela hak-hak sipil karena pemata-mataan elektronik oleh NSA ini menjadi ancaman serius terhadap hak-hak privasi di AS dan dunia.

"Adalah mengagetkan mendapati program pelacakan lokasi dalam skala ini bisa diterapkan tanpa melalui debat publik, terutama karena sejumlah warga Amerika dicatat pergerakan-pergerakannya oleh pemerintah," kata Catherine Crump, pengacara pada Uni Kebebasan Sipil Amerika (ACLU).

Greg Nojeim, direktur Center for Democracy and Technology, menyeru Kongres mengendalikan program pengawasan intelijen oleh NSA ini.

"Jelas bahwa catatan lokasi paling pribadi dari orang-orang tak berdosa, termasuk warga negara Amerika, telah dikumpulkan dan dianalisis dengan cara-cara tak terbayangkan dan dalam skala yang massif," kata Nojeim seperti dikutip AFP.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013

Terkait

Barack Obama positif COVID-19

Senin, 14 Maret 2022 16:09

Obama jadi rekanan strategis NBA Africa

Rabu, 28 Juli 2021 8:30

Melania Trump Panen di Kebun Sayur Michelle Obama

Minggu, 24 September 2017 15:25
Terpopuler