Pangkalpinang (Antara Babel) - Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk, M Riza Pahlevi Tabrani menyatakan laba perusahaan pada semester I 2017 mencapai Rp150,65 miliar atau naik 5,5 kali lipat dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang minus Rp32,88 miliar karena peningkatan kinerja operasional dan kinerja finansial.

"Kenaikan laba yang mencapai 5,5 kali lipat ini menempatkan PT Timah sebagai salah satu emiten tambang dengan prospek menarik pada tahun ini," kata Riza Pahlevi di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan performa positif laba perseroan yang berkode emiten TINS ini didukung oleh peningkatan kinerja operasional dan kinerja finansial. Untuk kinerja operasional semester I tahun ini terjadi peningkatan produksi bijih timah sebesar 16.078 ton, atau naik 76,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 9.108 ton.

Produksi logam timah 14.905 Mton atau juga naik 56,56 persen dibandingkan semester pertama tahun 2016 sebesar 9.520 Mton. Penjualan logam timah semester I 2017 tercatat 14.404 Mton atau naik 23,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 11.682 Mton.

Sementara itu, untuk kinerja keuangan mencatatkan profit Rp150,65 miliar atau naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar minus Rp32,88 miliar. Pedapatan TINS tumbuh sebesar 53,83 persen atau menjadi Rp4,30 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,80 triliun. Beban Pokok Pendapatan TINS naik terkendali sebesar 46,42 persen atau Rp3,67 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,51 triliun.

"Performa PT Timah melesat berkat strategi operasi yang baik, diantaranya dengan adanya penemuan sumber daya dan cadangan baru, baik itu di wilayah darat maupun laut serta perbaikan sistem manajemen kemitraan," ujarnya.

Selain itu, kata dia PT Timah juga melakukan penambahan armada penambangan laut, inovasi pada smelter untuk meningkatkan produktivitas, dan tentunya meningkatkan kapabilitas operasi dan produksi penambangan secara umum.

Menurut Riza belanja modal (capital expenditure/capex) sampai dengan akhir semester I-2017 sudah terserap sebesar kurang lebih Rp675 miliar. Rekondisi dan replacement menyerap porsi paling besar yaitu 47,79 persen atau Rp323 miliar, pembesaran kapasitas menyerap 41,28 persen atau Rp279 miliar dan sarana pendukung menyerap 7,63 persen atau sebesar Rp52 miliar.

Selain bisnis tin ingot yang dijual melalui ICDX, TINS terus memacu produksi segmen hilirnya yaitu tin chemical serta tin solder. Pada semester pertama 2017 tin chemical berhasil terjual 2.124 ton atau meningkat 149 persen (year¿on¿year), sedangkan tin solder terjual 386 ton atau meningkat 27,81 persen.

Untuk komoditas utama yaitu tin ingot, Riza meyakini bahwa target produksi sebesar 32 ribu hingga 35 ribu mton akan tercapai sesuai RKAP Perseroan, tentunya setelah melihat pencapaian pada semester pertama 2017.

"Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki, kami menyakini PT Timah akan tumbuh menjadi perusahaan terbaik di bidangnya," ujarnya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017