Pangkalpinang (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengimbau petani agar menggunakan air bersih dalam merendam dan mencuci hasil panen lada putih guna meningkatkan kualitas sekaligus mendorong naiknya harga komoditas khas daerah itu.

"Kami berharap petani tidak lagi menggunakan air kolong bekas tambang timah atau sungai yang tercemar, karena mempengaruhi kualitas lada putih tersebut," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan selama ini petani dalam merendam dan mencuci hasil panen ladanya masih menggunakan air kolong bekas tambang timah, sehingga kualitas dan harga komoditas ekspor itu berkurang. Tidak hanya itu menggunakan air tidak bersih lada petani juga dapat terkena bakteri yang dapat mempengaruhi permintaan pasar dunia akan menurun.

"Saat ini harga lada putih di tingkat petani masih kisaran Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram atau lebih rendah dibandingkan harga lada petani di Kalimantan yang mencapai Rp200.000 per kilogram," ujarnya.

Erzaldi menganjurkan petani untuk menggunakan air bawah tanah yang bersih dalam mencuci hasil panen, agar warna komoditas itu lebih putih dan terbebas dari bakteri penyakit lainnya.

"Selama ini petani selalu mengeluh harga lada murah, tetapi mereka tidak mau merubah kebiasaan yang kurang baik dalam meningkatkan mutu panen ladanya," ujarnya.

Untuk itu, kata dia pemerintah provinsi terus mendorong dan berupaya meningkatkan kualitas lada putih dan bebas bakteri guna mendongkrak harga komoditas itu di pasaran, sehingga petani akan lebih termotivasi dalam mengembangkan usaha perkebunannya.

"Dalam waktu kita akan mengoperasikan resi gudang yang dilengkapi teknologi tinggi untuk meningkatkan kualitas lada petani. Selain itu, pemerintah provinsi juga menyalurkan bibit lada berkualitas dan pupuk dalam meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017