Pangkalpinang (Antara Babel) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi Rosman mengatakan, pihaknya berkomitmen melestarikan budaya menenun kain cual yang mulai ditinggalkan warga setempat.
Melati Erzaldi Rosman di Pangkalpinang, Jumat, mengemukakan, budaya menenun kain cual mulai hilang sehingga hasil kerajinan khas daerah itu semakin sulit didapatkan di pasaran lokal.
"Kami berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kembali budaya lokal ini yang sudah diambang kepunahan," katanya.
Berdasarkan hasil penelitian Dekranasda 2017, kata dia, budaya tenun cual di Provinsi Kepulauan Babel hampir punah. Hasil kerajinan sedikit dan perajin yang didominasi masyarakat usia lanjut juga semakin berkurang.
Tidak hanya itu, masyarakat yang memakai tenun cual juga semakin berkurang sehingga perlu kerja keras semua pihak untuk melestarikan budaya menenun kain cual ini.
"Ini tugas kita untuk mempertahankan, mengembangkan warisan budaya lokal ini. Jika tidak maka budaya ini akan punah dan cual akan menjadi barang langka yang sulit didapatkan," ujarnya.
Untuk itu, kata Melati, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia (BI) dan desainer ternama untuk membantu dan membina para perajin dari hulu hingga hilir produk khas daerah ini.
"Kita akan melatih perajin, menyalurkan bantuan mesin, bahan baku hingga pemasaran kerajinan di pasar global," ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan akan memasukkan menenun cual dalam kurikulum lokal untuk menumbuhkembangkan minat generasi muda untuk menekuni kerajinan cual ini.
"Kita ingin menumbuhkan perajin-perajin muda untuk meneruskan budaya menenun cual," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Melati Erzaldi Rosman di Pangkalpinang, Jumat, mengemukakan, budaya menenun kain cual mulai hilang sehingga hasil kerajinan khas daerah itu semakin sulit didapatkan di pasaran lokal.
"Kami berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kembali budaya lokal ini yang sudah diambang kepunahan," katanya.
Berdasarkan hasil penelitian Dekranasda 2017, kata dia, budaya tenun cual di Provinsi Kepulauan Babel hampir punah. Hasil kerajinan sedikit dan perajin yang didominasi masyarakat usia lanjut juga semakin berkurang.
Tidak hanya itu, masyarakat yang memakai tenun cual juga semakin berkurang sehingga perlu kerja keras semua pihak untuk melestarikan budaya menenun kain cual ini.
"Ini tugas kita untuk mempertahankan, mengembangkan warisan budaya lokal ini. Jika tidak maka budaya ini akan punah dan cual akan menjadi barang langka yang sulit didapatkan," ujarnya.
Untuk itu, kata Melati, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia (BI) dan desainer ternama untuk membantu dan membina para perajin dari hulu hingga hilir produk khas daerah ini.
"Kita akan melatih perajin, menyalurkan bantuan mesin, bahan baku hingga pemasaran kerajinan di pasar global," ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan akan memasukkan menenun cual dalam kurikulum lokal untuk menumbuhkembangkan minat generasi muda untuk menekuni kerajinan cual ini.
"Kita ingin menumbuhkan perajin-perajin muda untuk meneruskan budaya menenun cual," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017