Sungailiat (Antara Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan seluruh nelayan di daerahnya untuk mewaspadai bahaya gelombang pancaroba atau gelombang air laut ekstrem.

"Memasuki musim pancaroba atau terjadinya perubahan alam gelombang air laut ektrem yang disertai angin kencang akan mengakibatkan pasang surut air laut dengan ketinggian gelombang tidak menentu," kata Ketua HNSI Kabupaten Bangka, Ridwan di Sungailiat, Jumat.

Ia mengatakan, nelayan untuk semua jenis alat tangkap harus benar-benar memperhatikan perubahan ini mengingat gelombang air laut dapat berubah dalam seketika tanpa diketahui terlebih dahulu.

"Bisa saja saat hendak melaut, kondisi gelombang cukup tenang dan aman, namun pada saat nelayan melakukan penangkapan ikan, kondisinya seketika dapat berubah ekstrim dengan ketinggian gelombang mencapai lebih kurang dua meter," katanya.

Dia menyarankan, agar pada saat melakukan penangkapan antar nelayan dengan nelayan lainnya jangan berjauhan untuk mempermudah bantuan jika mengalami kendala yang tidak diinginkan.

"Dengan saling berdekatan antar nelayan saat melakukan penangkapan, diharapkan mempermudah dan mempercepat bantuan jika nelayan itu mengalami kendala, dan segera melaporkan kepihak kami atau pos keamanan laut terdekat jika nelayan menghadapi masalah seperti, kapal bocor, mesin rusak atau masalah lainnya," jelasnya.

Dikatakan, bagi kapal dengan kapasitas kecil hendaknya menghindari penangkapan di kawasan yang jauh dari pantai karena selaian kondisi kapal yang kecil, ancaman gelombang ditengah laut cukup membahayakan.

"Sebelum turun melaut, saya minta nelayan harus memperhatikan kondisi kapalnya termasuk mesin kapal untuk menghindari kendala teknis di laut saat menangkapi ikan," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017