Pangkalpinang  (Antara Babel) - Harga cabai merah kriting di tingkat distributor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami kenaikan, karena hasil panen petani di sejumlah daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera berkurang selama musim hujan.

"Saat ini harga cabai kriting di masing-masing kabupaten/kota naik, karena pasokan dari luar daerah kurang," kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Babel Ahmad Damiri di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan harga cabai kriting di Kabupaten Bangka Selatan naik menjadi Rp58.000 dari Rp50.000 per kilogram, Belitung Timur naik menjadi Rp50.000 dari Rp46.000 per kilogram, Belitung naik menjadi Rp44.000 dari Rp40.000 per kilogram.

Harga cabai di Kota Pangkalpinang naik menjadi Rp43.700 dari Rp40.000 per kilogram, Kabupaten Bangka naik menjadi Rp42.000 dari Rp38.000 per kilogram, Bangka Barat naik Rp39.600 dari Rp36.500 per kilogram dan harga cabai di Kabupaten Bangka Tengah naik menjadi Rp38.000 dari Rp34.000 per kilogram.

"Harga cabai di kabupaten/kota bervariasi tergantung stok yang dimiliki distributor di masing-masing daerah itu," ujarnya.

Sementara itu, kata dia cabai rawit masih bertahan normal, karena musim hujan tidak terlalu mempengaruhi produksi cabai petani. Misalnya harga cabai rawit merah masih bertahan normal Rp40.000 per kilogram, karena stok cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat yang masih stabil.

Ia memperkirakan harga cabai kriting ini akan terus berfluktuasi tinggi hingga akhir tahun nanti, karena tingkat ketergantungan cabai luar untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang tinggi atau sekitar 90 persen komoditas itu didatangkan dari Pulau Jawa dan Sumatera.

"Kita terus berupaya meningkatkan produksi cabai lokal melalui program rumah pangan lestari atau pemanfaat pekarangan rumah untuk ditanami berbagai sayur mayur termasuk cabai, sehingga dapat mengurangi permintaan cabai ibu rumah tangga di pasaran," ujarnya.

Ia mengatakan realisasi program rumah pangan lestari tahun ini berjalan dengan baik dan berhasil menekan kenaikan harga sayur mayur lokal termasuk cabai rawit.

"Saat ini ibu-ibu rumah tangga masih terfokus mengembangkan cabai rawit dan sayur mayur lokal lainnya seperti kacang panjang, sawi, bayam, terong dan tomat," ujarnya.


Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017