Jakarta (Antara Babel) - Calon Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
mengatakan TNI harus bertransformasi menjadi institusi pertahanan yang
profesional, modern, dan tangguh supaya bisa menjalankan tugas
pertahanan-keamanan dengan baik.
"TNI perlu transformasi diri menjadi organisasi pertahanan negara yang profesional, modern, dan tangguh. Dan untuk menjadikan institusi tersebut sesuai semangat transformasi maka diperlukan payung hukum yang kuat," kata Hadi dalam uji kelayakan dan kepatutan di Ruang Rapat Komisi I DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu.
Transformasi itu, ia menjelaskan, perlu dilakukan karena perkembangan signifikan dalam teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah mengubah model interaksi paling hakiki antarmanusia dan antar-negara, yang telah menyebabkan perubahan besar yang memunculkan bentuk friksi dan konflik baru yang berbeda dari sebelumnya.
"Dari hal itu akan muncul fenomena baru yang dengan sendirinya mengubah perspektif ancaman pertahanan negara," ujarnya.
Hadi juga menyebut perlunya penyesuaian doktrin yang integratif; pembangunan sumber daya manusia berjiwa satria, militan dan profesional; serta dukungan kelengkapan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang modern untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai amanat konstitusi.
Dalam uji kelayakan yang diselenggarakan oleh DPR itu, dia juga memaparkan potensi-potensi ancaman terhadap pertahanan dan keamanan nasional serta kebutuhan untuk mengantisipasinya.
Setelah penyampaian visi dan misi dari Marsekal Hadi selaku calon Panglima TNI, DPR melakukan pendalaman materi dalam sesi tertutup dalam uji kelayakan dan kepatutan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"TNI perlu transformasi diri menjadi organisasi pertahanan negara yang profesional, modern, dan tangguh. Dan untuk menjadikan institusi tersebut sesuai semangat transformasi maka diperlukan payung hukum yang kuat," kata Hadi dalam uji kelayakan dan kepatutan di Ruang Rapat Komisi I DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu.
Transformasi itu, ia menjelaskan, perlu dilakukan karena perkembangan signifikan dalam teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah mengubah model interaksi paling hakiki antarmanusia dan antar-negara, yang telah menyebabkan perubahan besar yang memunculkan bentuk friksi dan konflik baru yang berbeda dari sebelumnya.
"Dari hal itu akan muncul fenomena baru yang dengan sendirinya mengubah perspektif ancaman pertahanan negara," ujarnya.
Hadi juga menyebut perlunya penyesuaian doktrin yang integratif; pembangunan sumber daya manusia berjiwa satria, militan dan profesional; serta dukungan kelengkapan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang modern untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai amanat konstitusi.
Dalam uji kelayakan yang diselenggarakan oleh DPR itu, dia juga memaparkan potensi-potensi ancaman terhadap pertahanan dan keamanan nasional serta kebutuhan untuk mengantisipasinya.
Setelah penyampaian visi dan misi dari Marsekal Hadi selaku calon Panglima TNI, DPR melakukan pendalaman materi dalam sesi tertutup dalam uji kelayakan dan kepatutan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017