Muntok (Antaranews Babel) - Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan menginventarisasi pantun dan tutur lisan sebagai salah satu upaya pelestarian budaya lokal.
"Revitalisasi pantun dan tutur lisan kami harapkan bisa memberikan sumbangsih pemertahanan bahasa dan budaya lokal yang semakin hari mengalami degradasi," kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno di Muntok, Jumat.
Upaya pengumpulan data keberadaan pantun dan tutur lisan dilakukan di seluruh kampung secara bertahap dengan mendatangi para tokoh adat, pegiat budaya, "nduk campak" atau penyanyi yang mengiringi tari camapk dan para penutur.
Banyak ragam jenis pantun dan tutur lisan yang berkembang di daerah itu, pada generasi sebelumnya, karena letak geografis Pulau Bangka berada dekat dengan Pulau Sumatera sehingga banyak dipengaruhi budaya Melayu.
Beberapa jenis pantun dan tutur lisan yang masih bertahan, seperti cerita rakyat, fabel tupai belang yang ceritanya mirip si kancil, petatah-petitih, syair lagu lama, syair campak, pantun pendek dan lainnya.
"Namun kekayaan pantun dan tutur lisan ini tidak dibarengi dengan budaya tulis sehingga dikhawatirkan akan semakin punah karena para pegiat dan pelaku semakin menua," katanya.
Inventarisasi tersebut akan melibatkan sejumlah pengurus dan pegiat sastra yang tergabung dalam Komite Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat yang akan dilaksanakan di enam kecamatan di daerah itu.
"Kami berharap langkah inventarisasi ini membantu dalam pengumpulan data dan bisa dijadikan rujukan literasi budaya yang kaya nilai kearifan lokal," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Revitalisasi pantun dan tutur lisan kami harapkan bisa memberikan sumbangsih pemertahanan bahasa dan budaya lokal yang semakin hari mengalami degradasi," kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno di Muntok, Jumat.
Upaya pengumpulan data keberadaan pantun dan tutur lisan dilakukan di seluruh kampung secara bertahap dengan mendatangi para tokoh adat, pegiat budaya, "nduk campak" atau penyanyi yang mengiringi tari camapk dan para penutur.
Banyak ragam jenis pantun dan tutur lisan yang berkembang di daerah itu, pada generasi sebelumnya, karena letak geografis Pulau Bangka berada dekat dengan Pulau Sumatera sehingga banyak dipengaruhi budaya Melayu.
Beberapa jenis pantun dan tutur lisan yang masih bertahan, seperti cerita rakyat, fabel tupai belang yang ceritanya mirip si kancil, petatah-petitih, syair lagu lama, syair campak, pantun pendek dan lainnya.
"Namun kekayaan pantun dan tutur lisan ini tidak dibarengi dengan budaya tulis sehingga dikhawatirkan akan semakin punah karena para pegiat dan pelaku semakin menua," katanya.
Inventarisasi tersebut akan melibatkan sejumlah pengurus dan pegiat sastra yang tergabung dalam Komite Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat yang akan dilaksanakan di enam kecamatan di daerah itu.
"Kami berharap langkah inventarisasi ini membantu dalam pengumpulan data dan bisa dijadikan rujukan literasi budaya yang kaya nilai kearifan lokal," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018