Sungailiat  (Antaranews Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, siap merealisasikan program bioflok (memanfaatkan ekspansi mikro organisme) bagi nelayan untuk meningkatkan pendapatan mereka.

"Program ini sudah kami rencanakan sejak 2017, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi demi nelayan di Bangka," kata Ketua HNSI Bangka Ridwan di Sungailiat, Minggu.

Menurutnya sistem bioflok dapat meminimalkan ganti air karena dalam bioflok terdapat proses siklus `auto pemurnian air` (self purifier) yang akan mengubah sisa pakan dan kotoran, gas beracun, seperti ammonia dan nitrit menjadi senyawa yang tidak berbahaya.

Dengan meminimalkan ganti air, peluang masuknya bibit penyakit dari luar dapat diminimalkan. Ganti air biasanya hanya dilakukan untuk mengganti air yang menguap atau perembesan.

Ia mengatakan sistem bioflok lebih stabil dibandingkan dengan sistem probiotik biasa karena bioflok merupakan bakteri yang tidak berdiri sendiri melainkan berbentuk flok atau kumpulan beberapa bakteri pembentuk flok yang saling bersinergi.

Sistem probiotik biasa bakteri yang ada di tambak merupakan sel-sel bakteri yang berdiri sendiri secara terpisah di air sehingga apabila ada gangguan lingkungan atau gangguan bakteri lain, bakteri akan cepat mati.

Ridwan menjelaskan budi daya sistem bioflok ini bisa membantu para nelayan sehingga bisa menghasilkan olahan dari ikan ataupun menjual hasil budi daya secara langsung.

Jika satu kelompok nelayan memiliki satu bioflok yang menghasilkan minimal 500 kg ikan, dengan puluhan kelompok nelayan yang ada bisa mendapat belasan ton ikan budi daya bioflok.

"Kami sudah memiliki SDA-nya, mereka berhasil mengembangkan bioflok berstandar nasional," jelasnya.

Ia mengatakan ini merupakan prospek besar ke depan, tapi harus didukung oleh semua elemen baik pemerintah dan pihak ketiga.

Baca juga: HNSI Bangka imbau nelayan buat kartu asuransi

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018