Palembang (Antaranews Babel) - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) MPR RI Ali Taher Parasong melihat saat ini ada lima persoalan yang terjadi di tengah masyarakat dan dapat melemahkan persatuan bangsa Indonesia.
"Kelima persoalan ini harus segera diatasi, untuk menguatkan nasionalisme dan persatuan Indonesia," kata Ali Taher Parasong saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan sekitar 400 peserta yakni mahasiswa dan pelajar Perguruan Muhammadiyah, di kampus Universitas Muhammadiyah, Palembang, Rabu.
Ali Taher menjelaskan kelima persoalan tersebut adalah, pandangan agama yang menyempit. Menurut dia, bangsa Indonesia adalah heterogen, yakni beragam, suku, agama, budaya, latar belakang daerah, dan sebagainya.
"Akhir-akhirnya, sebagian masyarakat memiliki pandangan terhadap agama menjadi menyempit sehingga kadang-kadang muncul perbedaan pandangan di antara masyarakat perihal agama. Perbedaan itu yang memunculkan perdebatan di antara masyarakat," katanya.
Kedua, adanya fanatisme kedaerahan yang berlebihan. Menurut Ali Taher, meskipun dalam Pancasila dan UUD NRI 1945 sudah mengamanahkan perihal kebhinekaan dan persatuan Indonesia, tapi kadang-kadang di antara kelompok masyarakat masih muncul fanatisme kedaerahan yang berlebihan.
"Hal ini kadang-kadang memunculkan bentrok antarkelompok masyarakat atau bentrok antarkampung," katanya.
Ketiga, muncul dan menguatnya aliran, kelompok, dan suku yang kadang-kadang memicu pergesekan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi di era media sosial yang marak saat ini, kata dia, persoalan kecil dapat menjadi besar setelah menjadi viral di media sosial.
Keempat, penegakan hukum yang lemah. Menurut Ali Taher, penegakan hukum yang masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, sering dinilai belum memenuhi rasa keadilan masyarakat.
"Penegakan hukum belum memenuhi rasa keadilan, sehingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap keadilan," katanya.
Kelima, adanya kesenjangan sosial, yang makin menguat. Menurut dia, ada sedikit orang menguasai banyak aset, sementara sebagian rakyat hidup dalam kondisi miskin.
"Kondisi ini yang kadang-kadang memunculkan situasi kerawanan sosial," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kelima persoalan ini harus segera diatasi, untuk menguatkan nasionalisme dan persatuan Indonesia," kata Ali Taher Parasong saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan sekitar 400 peserta yakni mahasiswa dan pelajar Perguruan Muhammadiyah, di kampus Universitas Muhammadiyah, Palembang, Rabu.
Ali Taher menjelaskan kelima persoalan tersebut adalah, pandangan agama yang menyempit. Menurut dia, bangsa Indonesia adalah heterogen, yakni beragam, suku, agama, budaya, latar belakang daerah, dan sebagainya.
"Akhir-akhirnya, sebagian masyarakat memiliki pandangan terhadap agama menjadi menyempit sehingga kadang-kadang muncul perbedaan pandangan di antara masyarakat perihal agama. Perbedaan itu yang memunculkan perdebatan di antara masyarakat," katanya.
Kedua, adanya fanatisme kedaerahan yang berlebihan. Menurut Ali Taher, meskipun dalam Pancasila dan UUD NRI 1945 sudah mengamanahkan perihal kebhinekaan dan persatuan Indonesia, tapi kadang-kadang di antara kelompok masyarakat masih muncul fanatisme kedaerahan yang berlebihan.
"Hal ini kadang-kadang memunculkan bentrok antarkelompok masyarakat atau bentrok antarkampung," katanya.
Ketiga, muncul dan menguatnya aliran, kelompok, dan suku yang kadang-kadang memicu pergesekan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi di era media sosial yang marak saat ini, kata dia, persoalan kecil dapat menjadi besar setelah menjadi viral di media sosial.
Keempat, penegakan hukum yang lemah. Menurut Ali Taher, penegakan hukum yang masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, sering dinilai belum memenuhi rasa keadilan masyarakat.
"Penegakan hukum belum memenuhi rasa keadilan, sehingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap keadilan," katanya.
Kelima, adanya kesenjangan sosial, yang makin menguat. Menurut dia, ada sedikit orang menguasai banyak aset, sementara sebagian rakyat hidup dalam kondisi miskin.
"Kondisi ini yang kadang-kadang memunculkan situasi kerawanan sosial," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018