Jakarta (Antaranews Babel) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan konsumsi domestik di atas lima persen.
"Kalau kita lihat komponen pertumbuhan dari sisi pengeluaran, yaitu konsumsi. Kita patut waspada pertumbuhan konsumsi di bawah lima persen. Secara global mungkin bagus-bagus saja, karena toh konsumsi tetap tumbuh kok. Tapi tren ini harus diwaspadai," ujar Bambang saat serah terima jabatan Pelaksana Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis.
Bambang menuturkan, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi sebelum 2013 di atas 3 persen. Namun setelah 2013, kontribusi konsumsi di bawah 3 persen. Hal tersebut dinilai memengaruhi kemampuan untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi.
"Ada korelasi pertumbuhan konsumsi dengan komoditas. Pada saat commodity boom, itu membuat ekonomi kita bisa tumbuh bahkan hingga 6,5 persen. Sekarang memang ada perbaikan harga komoditas, tapi tidak akan akan bisa seperti sebelumnya. Kita harus menjaga konsumsi agar bisa berkontribusi lebih besar," kata Bambang.
Selain menjaga pertumbuhan konsumsi, lanjut Bambang, sektor investasi dan juga ekspor perlu terus didorong untuk berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi domestik.
"Untuk investasi sendiri sudah ada tanda-tanda bangkit, sempat tumbuh tujuh persen, tapi masih belum cukup agar ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi lagi," ujar Bambang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir masih berkutat di kisaran lima persen. Sepanjang 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan 2016 5,03 persen.
Apabila ditilik dari sumber pertumbuhannya, konsumsi Rumah Tangga (RT)merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yaitu sebesar 2,69 persen, lalu diikuti oleh investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,98 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), struktur perekonomian Indonesia 2017 menurut pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yakni 56,13 persen,PMTB sebesar 32,16 persen dan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,37 persen. Dengan kata lain, perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kalau kita lihat komponen pertumbuhan dari sisi pengeluaran, yaitu konsumsi. Kita patut waspada pertumbuhan konsumsi di bawah lima persen. Secara global mungkin bagus-bagus saja, karena toh konsumsi tetap tumbuh kok. Tapi tren ini harus diwaspadai," ujar Bambang saat serah terima jabatan Pelaksana Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis.
Bambang menuturkan, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi sebelum 2013 di atas 3 persen. Namun setelah 2013, kontribusi konsumsi di bawah 3 persen. Hal tersebut dinilai memengaruhi kemampuan untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi.
"Ada korelasi pertumbuhan konsumsi dengan komoditas. Pada saat commodity boom, itu membuat ekonomi kita bisa tumbuh bahkan hingga 6,5 persen. Sekarang memang ada perbaikan harga komoditas, tapi tidak akan akan bisa seperti sebelumnya. Kita harus menjaga konsumsi agar bisa berkontribusi lebih besar," kata Bambang.
Selain menjaga pertumbuhan konsumsi, lanjut Bambang, sektor investasi dan juga ekspor perlu terus didorong untuk berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi domestik.
"Untuk investasi sendiri sudah ada tanda-tanda bangkit, sempat tumbuh tujuh persen, tapi masih belum cukup agar ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi lagi," ujar Bambang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir masih berkutat di kisaran lima persen. Sepanjang 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan 2016 5,03 persen.
Apabila ditilik dari sumber pertumbuhannya, konsumsi Rumah Tangga (RT)merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yaitu sebesar 2,69 persen, lalu diikuti oleh investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,98 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), struktur perekonomian Indonesia 2017 menurut pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yakni 56,13 persen,PMTB sebesar 32,16 persen dan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,37 persen. Dengan kata lain, perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018