Sungailiat (Antaranews Babel) - Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengklaim angka kemiskinan di daerah itu mengalami penurunan dari 17,39 ribu menjadi 17,29 ribu jiwa.

"Ini artinya warga Bangka mengalami peningkatan kemakmuran, mungkin pendapatan mereka meningkat selama dua tahun terakhir ini," ujar Staf Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Bangka, Narezi Febriansyah di Sungailiat, Jumat.

Ia menjelaskan, untuk mengukur angka kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar,dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan," jelasnya.

Menurut Narezi, sumber data utama yang dipakai berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas).

Ia mengungkapkan garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan.

Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari.

Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi seperti padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak dan lainnya.

Garis kemiskinan non makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

"Dari data yang ada jumlah pengeluaran makanan lebih sedikit dibandingkan jumlah pengeluaran non makanan, yakni 47,94 persen berbanding 52,02 persen,"

Ia menambahkan penyumbang ekonomi masyarakat terbesar dari bidang pertanian kehutanan dan perikanan. Selain itu dari industri pengolahan seperti timah dilanjutkan dengan pertambangan dan penggalian.

Pewarta: Dwi HP

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018