Koba (Antaranews Babel) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ibnu Saleh meminta kegiatan "nganggung" terus dilestarikan karena memiliki nilai ritual dan khasanah budaya sebagai ciri khas suatu daerah.
"Kegiatan seperti ini perlu dilestarikan. Ini merupakan tradisi dan khasanah budaya yang menunjukkan ciri khas masyarakat suatu daerah," katanya di Koba, Rabu.
"Nganggung" merupakan bahasa Melayu Bangka yaitu makan bersama dalam rangka memperingati perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhamma SAW dan kegiatan itubiasanya diselenggarakan di rumah ibadah bagi umat Islam, namun warga Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan melaksanakannya di dalam perahu yang menandakan desa tersebut sebagai desa nelayan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan positif ini yang merupakan bagian dari syiar Islam yang harus dipertahankan dan ini untuk pertama kalinya dilakukan "nganggung" di perahu dimana sebelumnya dilakukan dalam masjid. Ini kreasi positif yang patut didukung," kata Ibnu.
Ia mengatakan "nganggung" merupakan tradisi budaya yang dikolaborasikan dengan agama dan itu positif sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam karena bentuk dari rasa syukur serta syiarnya Islam di daerah itu.
"Nganggung" tidak hanya digelar saat memperingati Isra dan Miraj saja, tetapi hari besar Islam lainnya sering digelar warga derah ini seperti menjelang memasuki bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri, dan hari besar lainnya umat Islam," katanya.
Kepala Desa Tanjung Pura, Yulianto mengatakan "nganggung" bersama di dalam perahu merupakan pertama kalinya digelar di Bangka Tengah dan bahkan mungkin di Bangka Belitung.
"Ternyata antusias warga cukup tinggi menghadiri acara tersebut dengan membawa makanan ditaruh dalam dulang dari rumah masing-masing," katanya.
Ia mengatakan "nganggung" tersebut dimana warga membawa aneka makanan yang diletakkan dalam dulang dan kemudian ditutup dengan tudung saji untuk dibawa ke masjid dan langgar serta kemudian diadakan jamuan makan bersama.
"Namun kali ini kami selenggarakan di dalam perahu, ada ribuan dulang yang dibawa warga dari rumah untuk dimakan secara bersama. Tentu kegiatan seperti ini kami selenggarakan secara rutin di dalam perahu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kegiatan seperti ini perlu dilestarikan. Ini merupakan tradisi dan khasanah budaya yang menunjukkan ciri khas masyarakat suatu daerah," katanya di Koba, Rabu.
"Nganggung" merupakan bahasa Melayu Bangka yaitu makan bersama dalam rangka memperingati perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhamma SAW dan kegiatan itubiasanya diselenggarakan di rumah ibadah bagi umat Islam, namun warga Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan melaksanakannya di dalam perahu yang menandakan desa tersebut sebagai desa nelayan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan positif ini yang merupakan bagian dari syiar Islam yang harus dipertahankan dan ini untuk pertama kalinya dilakukan "nganggung" di perahu dimana sebelumnya dilakukan dalam masjid. Ini kreasi positif yang patut didukung," kata Ibnu.
Ia mengatakan "nganggung" merupakan tradisi budaya yang dikolaborasikan dengan agama dan itu positif sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam karena bentuk dari rasa syukur serta syiarnya Islam di daerah itu.
"Nganggung" tidak hanya digelar saat memperingati Isra dan Miraj saja, tetapi hari besar Islam lainnya sering digelar warga derah ini seperti menjelang memasuki bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri, dan hari besar lainnya umat Islam," katanya.
Kepala Desa Tanjung Pura, Yulianto mengatakan "nganggung" bersama di dalam perahu merupakan pertama kalinya digelar di Bangka Tengah dan bahkan mungkin di Bangka Belitung.
"Ternyata antusias warga cukup tinggi menghadiri acara tersebut dengan membawa makanan ditaruh dalam dulang dari rumah masing-masing," katanya.
Ia mengatakan "nganggung" tersebut dimana warga membawa aneka makanan yang diletakkan dalam dulang dan kemudian ditutup dengan tudung saji untuk dibawa ke masjid dan langgar serta kemudian diadakan jamuan makan bersama.
"Namun kali ini kami selenggarakan di dalam perahu, ada ribuan dulang yang dibawa warga dari rumah untuk dimakan secara bersama. Tentu kegiatan seperti ini kami selenggarakan secara rutin di dalam perahu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018