Temanggung (Antaranews Babel) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyerahkan bantuan beberapa mesin pengolah kopi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, serta mesin pengolahan tepung, dan mesin rajangan tembakau.
"Bantuan tersebut diharapkan dapat menunjang kualitas pengolahan kopi dalam tiap rantai nilainya, sehingga kopi Temanggung dapat berkembang dan mendapatkan nama di dunia internasional," kata Airlangga di Temanggung, Jateng, Selasa.
Menperin mengatakan, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan.
Sumbangan pemasukan devisa dari ekspor produk kopi olahan Tahun 2017 mencapai 469,4 juta Dolar AS atau meningkat sekitar 10 persen dari Tahun 2016.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan, utamanya di ASEAN, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Sedangkan nilai impor produk kopi olahan Tahun 2017 mencapai 106,4 juta Dolar AS atau naik sekitar 35 persen dari Tahun 2016. Negara asal impor terbesar adalah Brazil, India, Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura. Dengan kondisi seperti ini, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar 363 juta Dolar AS.
"Dalam rangka meningkatkan kinerja industri serta menghadapi globalisasi perdagangan dan pasar bebas, upaya peningkatan daya saing industri harus terus dilakukan," ujarnya.
Upaya tersebut antara lain melalui penggunaan teknologi proses yang efisien dan inovatif, peningkatan kualitas produk dengan penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan, dan pengembangan diversifikasi produk menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menperin juga menyempatkan diri untuk memanen biji kopi di sebuah kebun kopi milik warga setempat yang berlokasi di kaki Gunung Sumbing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Bantuan tersebut diharapkan dapat menunjang kualitas pengolahan kopi dalam tiap rantai nilainya, sehingga kopi Temanggung dapat berkembang dan mendapatkan nama di dunia internasional," kata Airlangga di Temanggung, Jateng, Selasa.
Menperin mengatakan, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan.
Sumbangan pemasukan devisa dari ekspor produk kopi olahan Tahun 2017 mencapai 469,4 juta Dolar AS atau meningkat sekitar 10 persen dari Tahun 2016.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan, utamanya di ASEAN, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Sedangkan nilai impor produk kopi olahan Tahun 2017 mencapai 106,4 juta Dolar AS atau naik sekitar 35 persen dari Tahun 2016. Negara asal impor terbesar adalah Brazil, India, Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura. Dengan kondisi seperti ini, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar 363 juta Dolar AS.
"Dalam rangka meningkatkan kinerja industri serta menghadapi globalisasi perdagangan dan pasar bebas, upaya peningkatan daya saing industri harus terus dilakukan," ujarnya.
Upaya tersebut antara lain melalui penggunaan teknologi proses yang efisien dan inovatif, peningkatan kualitas produk dengan penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan, dan pengembangan diversifikasi produk menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menperin juga menyempatkan diri untuk memanen biji kopi di sebuah kebun kopi milik warga setempat yang berlokasi di kaki Gunung Sumbing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018