Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farida Moeloek meminta Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan menangani tuberkulosis (tbc) dan kekerdilan pada anak atau "stunting", guna menciptakan sumber daya manusia berkualitas.

"Kita mengapresiasi capaian program imunisasi daerah ini yang tinggi, karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak baru lahir," kata Nila Djuwita Farida Moeloek saat membuka Rakosdes Pemprov Kepulauan Babel dalam percepatan penurunan tuberkulosis, stunting dan kualitas pelayanan imunisasi di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan untuk mencegah tuberkulosis dan stunting ini dapat dimulai program 1.000 hari kehidupan, agar gizi pada anak sejak dini terpenuhi. 1000 hari kehidupan dimulai sejak dari fase kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

"Program ini betul dan sangat tepat untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu anak, sehingga dapat mencegah berbagai penyakit serta kematian," ujarnya.

Menurut dia saat ini Indonesia masih mengalami "stunting". Pada 2013 37,2 anak Indonesia masih mengalami "stunting".

"Ini artinya empat dari 10 anak mengalami `stunting`, pendek, kerdil dan lebih menyedihkan lagi otaknya ikut kerdil," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah daerah harus berperan mengatasi "stunting", tbc dengan mengoptimalkan program cakupan imunisasi, 1.000 hari pertama kehidupan, makanan tambahan bergizi kepada ibu dan balita dan pola hidup sehat, lainnya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

"Kalau perilaku hidup dan kondisi lingkungan baik, maka masalah kesehatan ini dapat dicegah," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018