Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Sebanyak 300 tenaga konstruksi se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti "kick off" uji kompetensi tenaga kerja konstruksi (TKK) untuk mendapatkan sertifikat sebagai pekerja yang handal dan berkompeten.

"Ini upaya kita agar semua tenaga kerja konstruksi bersertifikat. Dengan ini mereka layak disebut tenaga ahli atau tenaga terampil, bukan lagi sebagai tukang," kata Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan hingga saat ini jumlah pekerja konstruksi di Indonesia sekitar 8,1 juta orang. Dari jumlah tersebut hanya 700 ribu yang sudah bersertifikat.

"Negara berkembang sangat banyak membutuhkan tenaga konstruksi. Karena itulah percepatan peningkatan kompetensi harus rutin kita laksanakan guna mempersiapkan tenaga yang handal, kompeten dan bersertifikasi," ujarnya.

Disamping melakukan percepatan peningkatan kompetensi tenaga konstruksi, pihaknya juga berupaya menyiapkan tenaga assesor yang akan memberi penilaian untuk tenaga konstruksi agar memperoleh sertifikasi.

"Babel harus memperbanyak assesor, karena jika ada 400 pekerja konstruksi yang ikut sertifikasi, maka asessor yang dibutuhkan sekitar 60 orang," ujarnya.

Ketua LPJK Kepulauan Babel, Ansori menambahkan di daerah itu ada 20 ribu orang lebih pekerja konstruksi dan dari jumlah tersebut hanya 1.200 orang yang bersertifikat, sementara jumlah asessor hanya 15 orang dari kebutuhan sekitar 40-50 orang.

"Ada 20 ribu lebih pekerja konstruksi kita, hanya sekitar 5 persen yang memiliki sertifikat. Kendala kita karena tidak semua kabupaten/kota memiliki dana untuk uji sertifikasi," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018