Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan antisipasi terhadap wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat musim pancaroba.
"Pencegahan atau antisipasi tidak hanya diserahkan kepada Dinas Kesehatan saja, tetapi saya minta seluruh OPD terlibat aktif mencegah DBD dengan mengajak masyarakat membiasakan diri membersihkan lingkungan dan pola hidup sehat," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Rabu.
Bupati menjelaskan, penanganan DBD harus fokus kepada pencegahan dan penanggulangan daripada mengobati warga yang sudah terserang penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
"Saya menekan seperti ini kepada seluruh OPD karena saat ini sudah masuk peralihan musim panas ke musim hujan atau pancaroba yang berpotensi berkembangnya jentik nyamuk pembawa DBD," ujarnya.
Jika perlu, kata Algafry, seluruh OPD turun langsung ke masyarakat untuk menggerakkan mereka dengan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.
"Penanganan DBD harus dengan langkah yang lebih strategis lagi, tidak hanya dengan melakukan pengasapan yang sama sekali tidak mampu membasmi jentik nyamuk," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah Zaitun mengatakan, penanganan DBD lebih diarahkan pada pencegahan dan mitigasi. Pemkab Bangka Tengah menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk melalui edukasi menguras, menutup, mendaur ulang, dan penggunaan repelan (3M Plus).
"Kemudian fogging dan distribusi bubuk abate di wilayah rawan. Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan terus didorong, terutama di kawasan pemukiman dan tempat umum yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti," ujarnya.
Dinkes Bangka Tengah mencatat hingga sekarang kasus DBD tercatat ada 91 kasus, sebelumnya hingga bulan Mei 2024 tercatat 67 kasus.
"Musim pancaroba atau hujan membuat nyamuk aedes aegypti berkembang secara masif yang dipicu lingkungan yang kotor,' ujarnya.