Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengoptimalkan tiga program strategis dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), dengan melibatkan lintas sektor serta mendorong partisipasi aktif masyarakat.
"Kami berharap seluruh pihak dapat mendukung melalui berbagai program dan inovasi yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam penanggulangan kasus DBD di Bangka Tengah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah Zaitun di Koba, Sabtu.
Ia menjelaskan, tiga program strategis yang saat ini digencarkan Dinas Kesehatan Bangka Tengah adalah Juru Pemantau Jentik (Jumantik), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan Aksi Periksa Jentik di Rumah Sendiri (Si Perintis).
"Tiga program ini merupakan langkah preventif yang sangat penting. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesadaran dan peran serta masyarakat," ujarnya.
Dinas Kesehatan Bangka Tengah mencatat sebanyak 308 kasus DBD hingga Juni 2025. Dari jumlah tersebut, 304 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara empat lainnya masih menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan setempat.
Ketua Tim Penggerak PKK Bangka Tengah sekaligus Ketua Tim Pembina UKS, Eva Pidia Algafry, turut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengambil langkah konkret dalam mencegah penyebaran DBD melalui edukasi dan sosialisasi.
"Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui koordinasi antar kecamatan dan puskesmas di masing-masing wilayah. Masyarakat bisa memulainya dari rumah dengan menerapkan gerakan 3M, yakni menguras, menutup dan mengubur barang yang berpotensi menimbulkan genangan air," kata Eva.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat secara berkelanjutan melalui berbagai saluran komunikasi, seperti media massa, media sosial, dan penyuluhan langsung.
"Promosi kesehatan memiliki peran strategis dalam menekan angka kasus DBD. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan seluruh kanal informasi yang tersedia secara maksimal," ujarnya.