Koba, Babel (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menggencarkan sosialisasi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) kepada petani kelapa sawit.
"Sertifikasi ISPO ini rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian terhadap usaha perkebunan kelapa sawit yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa produk dan tata kelola perkebunan kelapa sawit telah memenuhi prinsip dan kriteria," kata Staf Ahli Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Keuangan Tamimi, di Koba, Rabu.
Sertifikasi ISPO juga untuk memastikan usaha perkebunan sawit layak secara sosial, ekonomi dan lingkungan serta meningkatkan pengelolaan, pengembangan dan daya saing hasil perkebunan.
Tamimi berharap kegiatan sosialisasi sertifikasi ISPO tersebut dapat mendorong para pekebun kelapa sawit untuk segera bebenah dan memenuhi kriteria serta prinsip sertifikasi ISPO.
"Jika semua kriteria dan prinsip ISPO sudah terpenuhi, maka para pekebun dapat segera mengajukan penilaian dan mendapatkan sertifikasi ISPO," ujarnya.
Tamimi juga menjelaskan, kelapa sawit masih menjadi komoditas primadona di kalangan petani dengan data BPS (2023) mencatat luas areal perkebunan sawit di Bateng 9.681,14 hektare dengan produksi 27.867,04 ton CPO.
Nilai produksi tersebut bertambah dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebesar 1.488.,76 ton CPO.
"Meningkatnya produksi sawit, bukan berarti kita berhenti melakukan terobosan di sektor perkebunan kelapa sawit. Maka penting dilakukannya peremajaan kelapa sawit dan sosialisasi ISPO dari tahun ke tahun," ujarnya.
Kepala DPKP Bangka Tengah Dian Akbarini mengatakan, pemerintah daerah terus mendorong petani untuk bermitra dengan pabrik kelapa sawit.
"Para petani ini sudah dilindungi haknya dalam Permentan Nomor 13 Tahun 2024 yang mengatur pembelian TBS Kelapa Sawit, sehingga hasil jual sesuai dengan ketetapan Dinas Pertanian Provinsi Babel," ujarnya pula.